EventHeadlineWarta

Lailatul Ijtima’ MWC NU Kedungkandang Gelorakan Semangat Hari Santri dan Hari Pahlawan

MALANG – (11/11/2024) Lailatul Ijtima yang diadakan MWC NU Kedungkandang berbeda dari biasanya. Pada umumnya kegiatan ini diadakan keliling dari satu ranting ke ranting lainnya, karena ada yang istimewa karena diadakan di kantor MWC NU Kedungkandang, Sabtu (10/11/2024).

Acara ini dimulai serangkaian kegiatan mulai siang hari. Dari Jam’iyah Qurro Wal Huffadz, Lazisnu, dan lembaga-lembaga lainnya di bawah MWC NU. Ketua  MWC NU Kedungkandang KH. Rosidi berharap dengan kegiatan tersebut NU tambah kokoh dan bermanfaat.

“Pada Lailatul Ijtima sekarang ada serangkaian kegiatan yang bertepatan dengan Hari Santri Nasional. Tanggal 22 Oktober 2024 dilaksanakan apel dalam rangka hari santri, lalu ada resepsi yang dihadiri sekitar 1500-an jama’ah. Mudah-mudahan lailatul ijtima yang bertepatan dengan hari pahlawan ini bisa istiqomah dan (jamaah) bisa mengikuti kegiatan-kegiaan NU. Seperti disampaikan Hadratusyaih KH. Hasyim Asy’ari barangsiapa yang mengurusi NU, saya do’akan Khusnul khotimah beserta keluarganya,” katanya saat memberikan sambutan.

Acara diisi pengajian yang disampaikan oleh KH. Zainur Rauf, Katib Syuriyah PCNU Kota Malang. Kiai Rauf menyampaikan bahwa perkembangan NU semakin lama semakin besar. Padahal kalau diteliti, jumlah Nahdliyyin secara data statistik belum ada angka pasti. Tapi setiap kegiatan, terutama di daerah basis seperti Kedungkandang ini sangat meriah.

“NU itu sangat dihormati walaupun secara manajemen administrasi mungkin tidak tertata dengan baik. Hal ini sebagaimana dawuh Alm. KH. Masduqi, bahwa NU besar bukan karena anggarannya, administrasnya, akan tetap karena seringnya jama’ah berkumpul,” jelasnya.

Kumpulan itu sepertinya remeh, tapi tahlilan bersama, manaqiban, istigasah, dibaan, dan berkumpul kemudian membaca doa, solawat, dzikir, dan doa. Ini adalah aset yang sangat besar. Perlu dilestarikan agar kekuatan ini bisa berdaya.

“NU yang besar itu haru punya kekuatan mental yang kokoh. Mental baja akan dibutuhkan terutama bagi pengurus agar syiar Nahdlatul Ulama lebih besar dan berkah,” tuturnya.

Beliau mengutip nadzoman yang ada di kitab Alfiyah:

للرّفع والنّصب وجرّنا صلح # كاعرف بنا فإننا نلنا المنح

“Bahwa dhomir Na itu dalam keadaan apapun stabil. Baik dalam rafa’, nasab, dan jar tetap Na. Dan Na itu bisa diartikan sebagai nahnu Nahdlatul ulama. Bahwa kami adalah NU yang dalam keadaan apapun selalu konsisten dan tidak goyah terhadap berbagai keadaan yang sedang menjadi amil bagi NU”, pungkasnya.

Acara ini dihadiri oleh para  pengurus baik Tanfidziah dan Syuriah PCNU Kota Malang, MWC NU Kedungkandang, pengurus ranting di kecamatan Kedungkandang, pengurus lembaga, serta Banom seperti Muslimat, Ansor, Fatayat, Pagar Nusa, serta para jama’ah sekitar.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button