MALANG – (6/3/2024) Setiap umat Islam yang hendak puasa pasti wajib melafalkan niat. Begitu juga bagi setiap orang yang hendak puasa Ramadhan. Dalam menjalankan Puasa Ramadhan, umat Islam memulainya dengan membaca niat pada malam hari, sejak terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar. Adapun lafal niat puasa Ramadhan terdapat beberapa versi yang bisa dipilih.
Versi niat pertama:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta‘ala
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Minhajut Thalibin dan Perukunan Melayu.
Versi niat kedua:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanata lillahi ta‘ala
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas termaktub dalam Kitab Asnal Mathalib.
Versi niat ketiga:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta‘ala
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”
Lafal niat di atas dikutip dari Kitab Hasyiyatul Jamal dan Kitab Irsyadul Anam.
Versi niat keempat dan kelima:
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma Ramadhana
Artinya, “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
Nawaitu shauma ghadin min/’an Ramadhana
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”
Lafal niat 4 dan 5 diambil dari dari Kitab I’anatut Thalibin.
Versi niat ketujuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
Nawaitu shaumal ghadi min hadzihis sanati ‘an fardhi Ramadhana
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”
Redaksi niat nomor 6 ini dikutip dari Kitab Asnal Mathalib.