AswajaJam'iyyah

Ketum PBNU: Bela Islam dengan Cara Mulia, Beradab dan Berakhlak

Ketum PBNU sampaikan tausiyah pada Resepsi Harlah ke-94 NU oleh PCNU Kota Malang di Baiduri Sepah Ballroom, Sabtu 15/4)

Malang (numuda.com) – Tegas KH. Prof. Dr. Said Aqil Siroj selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam menyampaikan pidato pada puncak acara Harlah ke-94 Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan oleh PCNU Kota Malang di Baiduri Sepah Ballrom Malang, Sabtu malam (15/4/2017).

Melalui cerita runtut kisah Nabi Muhammad SAW yang mendeklarasikan negara Madinah dengan istilah “muawathonah (kewarganegaraan)” dalam tausiyah KH. Said Aqil.  Kala itu Nabi Muhammad SAW dengan para sahabat berhijrah ke kota Yatsrib bertujuan, bukan hanya ingin menegakkan akidah, syariah, tapi juga membangun tsaqofah, hadarah, dan tamaddun.

“Point penting dari hijrah Nabi ke Yatsrib. Ternyata Nabi menemukan beragam agama dan masyakat yang majemuk. Ada kaum Muhajirin, kaum Ansor, suku Aus dan Khazraj, dan juga ada non-muslim. Akhirnya nabi mencetuskan Mitsaq Madinah membangun sebuah konstitusi yang tidak berdasarkan agama dan suku.” Seperti itu singkat cerita dalam tausiyah KH Said Aqil.

Maksud dari KH Said Aqil menceritakan hijrah Nabi ke Yatsrib untuk dijadikan acuan menjalankan tugas warga NU dan umat Islam umumnya. Ia menjelaskan, “NU tugasnya membela Islam. Islam agama yang mulia, maka harus dibela dengan cara yang mulia, beradab, berakhlak. Ingat, pada saat Fathul Mekkah Nabi membawa pasukan sebanyak 15.000 orang dan tidak ada aksi balas dendam apapun, karena hari itu adalah hari rekonsiliasi”.

“KH Hasyim Asy’ari sejak tahun 1926, sebelum Indonesia merdeka sudah punya Jargon: ‘Hubbul Waton Minal Iman’ yang bermaksud memadukan antara agama dan negara,” lanjutnya untuk mengingatkan kembali warga NU yang hadir malam itu.

Ia menegaskan, “Baik untuk Agama Islam maupun untuk Indonesia, KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim sangat banyak jasanya. Kelompok-kelompok baru yang tidak ikut mendirikan bangsa Indonesia ini, sekarang ada yang ingin merusak NKRI.”

Karenanya KH Sa’id Aqil mengajak warga NU untuk mendahulukan menjaga keselamatan bangsa, karena ini menjadi pondasi tanah air. Agar madrasah, pesantren, lembaga sosial, masjid, dan lainnya bisa tetap kokoh dalam berdakwah. Ini tugas NU! [BTW/dmb]

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button