MALANG – (20/12/2024) Klaim Indonesia sebagai negara paling religius di dunia menjadi kontradiktif. Fakta menyebutkan peta sebaran toleransi di tingkat remaja terutama di wilayah-wilayah perkotaan pada taraf mengkhawatirkan. Jika ditarik asal-asulnya, pemahaman terhadap “perbedaan” menjadi akar masalahnya.
Beberapa diskusi oleh Lakpesdam NU Kota Malang menyimpulkan bahwa doktrin wawasan kebangsaan belum begitu ditangkap oleh anak muda masa kini. Karenanya, perlu dilakukan secara terus menerus dengan berbagai macam strategi dan media. Salah satunya melalui komik fiqih kebangsaan.
Dalam kegiatan Sarasehan dan Peluncuran Komik Fiqih Peradaban pada Jum’at (20/12/2024) di Kantor PCNU, KH Isroqunnajah selaku Ketua PCNU Kota Malang mengapresiasi terbitnya komik tersebut.
Gus Is, sapaan akrabnya, menegaskan kegiatan ini menjadi salah satu bukti bahwa NU Kota Malang cukup responsif terhadap isu-isu aktual yang ada di masyarakat.
“Kami berharap kegiatan yang mengangkat isu-isu fundamental seperti ini bisa ditingkatkan lagi skalanya. Teman-teman Lakpesdam bisa segera mengagendakan sekaligus dalam rangka momentum Harlah NU,” tandas putra KH A Masduqi Machfudz tersebut.
Sementara itu, Mohamad Anas menyampaikan bahwa selain peluncuran komik fiqih kebangsaan, kegiatan ini bertujuan untuk menggali aktualitas peran NU Kota Malang dalam menjawab masalah keagamaan terutama berkaitan dengan konsep Kehidupan bersama.
“Kami juga ingin merumuskan cetak biru berkaitan dengan isu-isu strategis peningkatan peran NU Kota Malang dalam menjawab masalah sosial dan keagamaan di tengah masyarakat urban,” tegas Anas.
Hadir sebagai pembedah komik tersebut, KH Imam Nakha’i (Wakil Ketua LBM PBNU dan dosen Ma’had Aly Sukorejo Situbondo) dan Gus Muhammad Nur Prabowo Setyabudi (Peneliti dari Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN). Adapun undangan yang hadir adalah delegasi dari lembaga, Banom NU, kelompok peneliti isu-isu keberagaman, dan kepala pusat studi di Kota Malang.