EventHeadline

Kegiatan “Interfaith and Intercivilizational Reception” Peran Nyata NU Dalam Wujudkan Perdamaian Dunia

MALANG – (10/7/2024) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sukses menggelar kegiatan “Interfaith and Intercivilizational Reception” bersama Grand Sheikh Al-Azhar Mesir dan H.E. Prof. Dr. Sheikh Ahmed el-Tayyeb di salah satu hotel di Jakarta pada 10/7/2024. PCNU Kota Malang turut menyukseskan kegiatan ini, dengan bersama pengurus harian, MWC, dan lembaga, ikut menyimak secara daring di hall lantai 3 PCNU Kota Malang Jl Hasyim Asy’ari 21 Malang.

Ketua PCNU Kota Malang, KH. Dr. Isroqunajah, M.Ag. mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, sukses kegiatan “Interfaith and Intercivilizational Reception” tersebut menjadi bukti bahwa kontribusi Nahdlatul Ulama, dalam hal ini PBNU, semakin nyata dalam membangun dan mewujudkan perdamaian dunia, khususnya perdamaian dan keharmonisan antar agama.

“Acara sukses digelar. Ini wujud kalau NU yang dalam hal ini PBNU menjadi motornya, telah memiliki peran penting dalam membangun perdamaian dunia,” tukasnya usai mengikuti kegiatan bersama pengurus NU dan warga Nahdliyin lainnya.

Senada dengan apa disampaikan dalam sambutan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Tsaquf, Ketua PCNU Kota Malang yang juga akrab disapa Gus Is menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama memegang teguh prinsip tasamuh yang menjadi inti dari nilai yang dianut oleh Aswaja Nahdliyah. Prinsip ini harus menjadi roh dalam aspek kehidupan beragama di Indonesia.

“Indonesia sangat majemuk, dan NU berperan besar dalam menjaga perdamaian di tengah kemajemukan tersebut. Maka, tepatlah jika tadi disampaikan oleh Gus Yahya di hadapan Grand Sheikh al-Azhar, selamat datang di bumi Ahlussunnah wal Jama’ah. Bumi yang bisa menyemai perdamaian meski kita berbeda agama, keyakinan dan bahkan suku,” tegasnya.

Dalam kegiatan “Interfaith and Intercivilizational Reception” ini enam perwakilan agama di Indonesi diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan singkat, ditambah dengan sambutan dari Menteri Agama Republik Indonesia, Gus Yaqut. Sebelum diakhiri dengan doa yang disampaikan oleh KH. Afifuddin Muhajir, wakil dari jajaran Syuriah PBNU, pidato singkat dari Grand Sheikh Prof. Dr. Sheikh Ahmed el-Tayyeb menutup rangkaian sambutan.

Dalam pidato singkatnya, Grand Sheikh Prof. Dr. Sheikh Ahmed el-Tayyeb mengingatkan bahwa risalah utama dari agama adalah al-rahmah (kasih sayang) dan al-salam (perdamaian). Setiap pemeluk agama memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan perdamaian itu. Dan agama itu membuka ruang untuk dialog, bukan untuk menang-menangan. Oleh karena itu, tidak diboleh seorang muslim memandang pemeluk agama yang lain dengan pandangan permusuhan, tetapi harus memandang mereka dengan pandangan penuh kasih sayang.

“Seorang muslim tidak boleh memandang pemeluk agama lainnya dengan pandangan permusuhan, tetapi harus memandang mereka dengan penuh kasih sayang (mawaddah),” jelasnya. [al]

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button