Kitab Al-Ulama’ Al Mujaddidun karya Kyai Maimoen Zubair

NUMUDA.ID – Sudah lebih dari tujuh hari KH Maimoen Zubair yang kerap disapa Mbah Moen, meninggalkan bumi pertiwi. Menyisakan kenangan berharga tindakan, ucapan, serta teladan yang beliau berikan selama hidup beliau.
Mbah Moen dikenal oleh kalangan ulama sebagai ahli ilmu fiqh yang zuhud dan wara’. Sejak kecil, beliau mempelajari ilmu agama, mulai dari lingkungan keluarga, orang tua, kemudian remaja melanjutkan mengaji di Pondok pesantren Lirboyo Kediri, dan tanpa henti menimba ilmu hingga pada usia 21 tahun beliau melanjutkan pencarian ilmu ke Mekkah. Tidak hanya melalui pesantren, Mbah Moen juga menimba ilmu ke berbagai ulama nusantara dari Tuban, Cirebon, Demak, Rembang, dan sebagainya.
Dalam salah satu laman yang ditulis NU Online tahun 2015, redaksi menggambarkan beliau sebagai sosok faqih sekaligus muharrik sebab selain ilmu yang dimiliki dan diajarkan, beliau juga aktif berjuang khususnya ketika sempat memasuki ranah politik.
Salah satu karya yang merupakan buah ilmu beliau adalah kitab berjudul Al-Ulama’ Al-Mujaddidun (ulama pembaharu) yang menjelaskan kriteria ulama yang mampu menjawab persoalan ummat dan tantangan zaman yang semakin dinamis. Dalam kitab tersebut, Mbah Moen mengutip satu hadits yang berbunyi :
إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا
“Kondisi-kondisi saat ini tiada henti membuktikan atas kewajiban para generasi era sekarang untukselalu mengikuti dan mendasarkan diri kepada para ulama, kitab-kitab dan manhaj mereka. Karena setiap kali bertambah hari dan bertambah tahun, bertambah pula kekurangan dan keterasingan atas penghuni dunia (lantaran banyaknya ulama-ulama besar yang telah wafat dan meninggalkan ummat dalam kekurangan dan keterasingan).” – KH Maimoen Zubair