LPBI NU Kota Malang Gelar Sarasehan Mitigasi Bencana untuk Pesantren dan Madrasah
MALANG – (30/1/2025) – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) Kota Malang mengadakan Sarasehan Mitigasi Kebencanaan bagi pondok pesantren dan madrasah pada Kamis (30/1/2025). Bertempat di Kantor PCNU Kota Malang, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan pemahaman para pengelola lembaga pendidikan Islam dalam menghadapi potensi bencana.
Anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi, dalam sambutannya menekankan pentingnya peningkatan kesadaran dan kesiapan pesantren serta madrasah terhadap bencana. Ia menyoroti fakta bahwa banyak pesantren dan madrasah berada di kawasan rawan bencana, sehingga mitigasi menjadi langkah krusial dalam menjaga keselamatan santri dan tenaga pendidik.
“Edukasi dan pelatihan semacam ini sangat penting untuk meminimalisir risiko dan memastikan keamanan di lingkungan pendidikan Islam,” ujar Arif Wahyudi.
Mendukung hal tersebut, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Dian CH, menegaskan komitmen BPBD dalam memberikan edukasi lebih lanjut mengenai kebencanaan di pesantren dan madrasah.
“Kami siap diundang kapan saja untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan mengenai mitigasi bencana di lingkungan pendidikan,” kata Dian.
Selain itu, aspek kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran turut menjadi perhatian. Dimas Risqi Mubarok dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Malang memberikan pemaparan mengenai langkah-langkah darurat yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran.
“Kebakaran terjadi karena adanya tiga unsur utama: api, oksigen, dan bahan yang mudah terbakar. Jika salah satu unsur ini dihilangkan, maka kebakaran bisa dicegah,” jelas Dimas. Ia juga memberikan wawasan mengenai jenis-jenis kebakaran dan cara menanganinya secara efektif sesuai dengan sumber api yang ada.
Ketua LPBI NU Kota Malang, Wildan, menyampaikan bahwa sarasehan ini menjadi langkah awal dalam membangun budaya mitigasi bencana di lingkungan pesantren dan madrasah.
“Kegiatan ini bukan sekadar diskusi, tetapi langkah awal menuju kesiapsiagaan yang lebih baik. Ke depan, kami berencana mengadakan pelatihan lanjutan agar pesantren dan madrasah semakin siap menghadapi situasi darurat,” ungkap Wildan.
Salah satu peserta, Sania, perwakilan dari MTs Hasyim Asy’ari, mengapresiasi acara ini dan berharap ada sosialisasi lebih luas ke sekolah-sekolah di Kota Malang.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Saya berharap PCNU dapat memperluas sosialisasi ke sekolah-sekolah lain agar lebih banyak yang mendapatkan pemahaman tentang mitigasi bencana,” ujar Sania.
Sarasehan ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, di antaranya pembentukan Tim Tanggap Darurat Pesantren, peningkatan kerja sama antara lembaga pendidikan Islam dan instansi terkait, serta pengadaan sarana keselamatan yang memadai.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan pondok pesantren dan madrasah di Kota Malang semakin tangguh dalam menghadapi potensi bencana serta menjadi teladan dalam penerapan mitigasi kebencanaan berbasis komunitas.