MALANG – (22/9/2024). Nahdlatul Ulama (NU) saat ini tengah menghadapi berbagai ujian yang datang bertubi-tubi. Mulai dari polemik internal dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hingga isu-isu yang melibatkan Saadah Ba’alawi atau Habib, serta munculnya wacana Muktamar Luar Biasa (MLB). Namun, sikap NU tetap positif dan optimis dalam menghadapi semua ujian ini sebagai bagian dari dinamika organisasi yang sudah berusia hampir satu abad.
Ketua PCNU Kota Malang, KH Istoqunnajah, dengan bijak menggambarkan bahwa NU ibarat “putri cantik” yang sering menjadi objek godaan. “Ibaratnya NU itu seperti putri cantik, sehingga banyak yang menggoda,” ujarnya dalam acara Malang Bersholawat yang digelar di Kantor NU Kota Malang, Minggu (22/9/2024). Ungkapan ini menggambarkan betapa besar perhatian dan godaan dari berbagai pihak yang mencoba menarik NU ke dalam berbagai konflik dan polemik.
Terkait dengan situasi yang berkembang, KH Istoqunnajah, atau yang akrab disapa Gus Is, memberikan pesan kepada warga NU untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang beredar. Ia menegaskan bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sudah sangat memahami dan mengantisipasi arah dari semua dinamika tersebut. “Para pengurus PBNU sudah sangat paham dengan segala dinamika ini, dan arah dari segala polemik ini juga sudah dipahami,” tegas Gus Is.
Oleh karena itu, Gus Is mengimbau kepada seluruh warga NU untuk tetap tegak lurus dan mempercayakan sepenuhnya kepada PBNU dalam menangani setiap persoalan yang ada. Ia juga mengingatkan agar tidak ikut-ikutan terlibat dalam gerakan yang melenceng dari PBNU, seperti seruan untuk Muktamar Luar Biasa (MLB). “Jangan ikut-ikutan di luar garis PBNU. Gak perlu ikut ajakan MLB. Kita harus tegak lurus dengan PBNU,” tambahnya dengan tegas.
Ketika ditanya mengapa NU sering menjadi sorotan dan perebutan, Gus Is menjelaskan bahwa NU memiliki aset yang sangat berharga, sesuatu yang tidak bisa dinilai dengan materi. Aset tersebut adalah kedekatan para kiai dengan jamaah dan guyub rukunnya warga NU dalam kesederhanaan. “Di NU, kedekatan antara kiai dan jamaah yang guyup rukun dalam segala kesederhanaan, inilah yang tidak ada di organisasi lain. Sehingga banyak pihak yang iri dengan NU,” jelas Gus Is.
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa NU terus menjadi pusat perhatian, bahkan di tengah berbagai ujian dan godaan. Meski demikian, Gus Is menekankan bahwa kekuatan utama NU terletak pada kebersamaan dan kekompakan warga serta kiai yang terus merawat nilai-nilai keislaman dan tradisi yang diwariskan sejak lama.
Di tengah berbagai tantangan dan ujian yang melanda, NU tetap teguh dan optimis dalam menjaga keutuhan dan kesolidan organisasinya. Pesan Gus Is dalam acara Malang Bersholawat tersebut mengingatkan warga NU untuk tetap mempercayai PBNU dan menjaga keutuhan serta nilai-nilai luhur yang telah menjadi warisan dari para pendahulu.