Peran NU Dalam Sejarah Berdirinya UIN Maliki Malang
Malang (numuda.com) – Ide awal pendirian Fakultas Tarbiyah Malang terjadi pada tahun 1957. Ketika itu timbul gagasan dikalangan pemimpin Islam di Malang. Diantaranya: KH. Ahmad Ghozali, Ust. A. Rahman Syihab, Ust. Moh. Dawam, dll untuk mendirikan sebuah Lembaga Pendidikan Islam dengan nama Akademi Pendidikan Islam dan Agama Islam di bawah pengawasan langsung LP. Al-Ma’arif Jakarta.
Pada tanggal 1 Januari 1959, Akademi tersebut dirubah menjadi Fakultas Tarbiyah Wat-Ta’lim Universitas Nahdlatul Ulama.
Dalam sambutan seminar nasional yang diadakan oleh Universitas tersebut, 9-15 April 1961, Menteri Agama Prof. KH. Syaifuddin Zuhri dihadapan para Ulama dan Cendikiawan UNNU (Universitas Nahdlatul Ulama) menyampaikan sebuah “tantangan” kemungkinan dibukanya Fakultas Tarbiyah IAIN malang sebagai cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogjakarta.
Selang enam bulan setelah itu, tepatnya 28 April 1961, dibukalah FAKULTAS TARBIYAH IAIN CABANG MALANG. Dalam peresmian pembukaan tersebut diresmikan langsung oleh Menteri Agama, Prof. KH. Syaifuddin Zuhri yang sekalian menetapkan Prof. Dr. Moh. Koesnoe SH sebagai Dekan pertama Fak. Tarbiyah IAIN Malang.
Adapun penyelenggaraan perkuliahan, untuk sementara waktu dititipkan kepada Fakultas Tarbiyah UNNU, dimana Dekan Fak. Tarbiyah UNNU pada waktu itu merangkap menjadi Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Malang.
Sebagai imbalan jasa bagi segenap Civitas Akedemika, berdasarkan SK No. 16 tahun 1963, maka ijasah sarjana muda (BA, red) Fak. Tarbiyah UNNU diakui sederajat dengan ijasah Sarjana Muda IAIN. Seluruh tenaga personalia dari Fak. Tarbiyah UNNU yang memenuhi persyaratan, diangkat menjadi tenaga tetap Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Malang.
Diantara mereka adalah Moh. Tamyis dan Patmi sebagai tenaga tata usaha, Drs. Ismail, Drs. H. Ahmad Mudlor dan Drs. Mudlor Ahmad sebagai asisten dosen dan pembantu tata usaha.
Guna menjamin stabilitas penyelenggaraan perkuliahan, maka pada tanggal 23 Agustus 1961 pimpinan Fak. Tarbiyah Sunan Kalijaga Malang mengajukan permohonan bantuan tenaga tetap dengan surat no. 0239/Ftbw/K-P/VIII/61. Dari surat tersebut maka dosen tetap pertama yang ditugaskan ke Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Malang adalah Drs. H. Abd. Mudjib dan Prof. Masfuk Zuhdi.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 11 tahun 1961 dan No. 27 tahun 1963, Menteri Agama Prof. KH. Syaifuddin Zuhri menunjuk KH. Moh. Sholeh sebagai ketua pendiri dan ketua dewan penyatuan IAIN Sunan Ampel di Surabaya dengan SK No. 20 tahun 1965 dan sekaligus ditunjuk Prof. Ismail Ya’kub SH sebagai pejabar Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sejak itu akhirnya Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Malang berubah status menjadi Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang yang berinduk dengan Surabaya.
Karena banyaknya jumlah mahasiswa dari kedua fakultas tersebut, maka pada awal tahun 1965 semua kegiatan akademika dipindahkan ke kampus UNNU yang sekarang kita kenal dengan Univeristas Malang (UNISMA) dan tapi sejak itu kegiatan ketata usahaan Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dipisah dengan Fak. Tarbiyah UNNU.
Ketika Kampus Fak. Tarbiyah Malang masih berada di Claket (sekarang SMA Shalahuddin, red), pada waktu itu Dekan Koesnoe ditugasi pemerintah untuk membeli sebidang tanah untuk dibangun sebuah kampus IAIN di wilayah Sumbersari Dinoyo Malang, karena usaha untuk mencari lahan kampus IAIN di wilayah Blimbing sulit untuk diwujudkan, hal ini karena proses birokrasi pemerintah yang ada waktu itu terlalu (=sangat) ketat.
Diantara tenaga tata usaha pertama yang ditugaskan di IAIN Malang pada waktu itu ialah Wiyono, Dimyati, Sarwo, Suyuti, Zen Mierhan dan Masrur.
Berhubung banyaknya tugas yang harus diemban Dekan Koesnoe, diantaranya di Universitas Arilangga Surabaya beliau menjabat sebagai guru besar, di Malang sendiri beliau ditugasi merehabilitasi Universitas Kodya menjadi Universitas Brawijaya (UNIBRAW) yang kala itu masih berkampus di Jalan Ijen Malang.
Pada waktu itu oleh beliau jabatan Dekan Fak. Tarbiyah UNNU diserahkan kepada Prof. Drs. Soedomo sedangkan jabatan Dekan Fak. Tarbiyah Malang dipercayakan kepada Mayor. KH. Oesman Mansoer. Sejak itu maka berangsur-angsur perkuliahan kedua Fakultas Tarbiyah ini dipisahkan. Fak. Tarbiyah UNNU tetap menempati kampusnya di Dinoyo dan pada tahun 1972 kegiatan perkuliahan Fak. Tarbiyah IAIN Malang dipindah ke kampus Sumbersari.
Mahasiswa pertama Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang hampir semuanya adalah mahasiswa yang bertugas belajar dari guru-guru PGA se-Indonesia. Diantaranya pada waktu itu ialah Mathoti, Alwan, Masduqi, Fathulloh. Adapun yang ditugasi untuk menjadi panitia perploncoan (=OSPEK) adalah para mahasiswa senior dari Fakultas Tarbiyah UNNU.
Dua tahun setelah Fak. Tarbiyah Malang dinyatakan “beridri sendiri”, maka berturut-turut diangkat tenaga dosen tetap dari pemerintah untuk diperbantukan di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang. Diantara mereka adalah Drs. Ma’sum Umar, Drs. Zuhairini, Drs. Kasiram, Drs. Suhadak (alm), Drs. Zainuddin Muchied, Drs. Wahab Sutomo, Drs. Zaini, Drs. Imam Sujono (alm) dan Drs. Bukhori Saleh LAS (alm).
Pada perkembangan selanjutnya, maka setelah tahun 1972, Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang mengangkat asisten dosen dari kalangan alumni sendiri. Diantaranya yaitu Drs. Moh. Anwar, Drs. M. Tadjab, Drs. Wiharno, Drs. Malik Fadjar, Drs. M. Ghofir dan Drs. Djumbransjah.
Pada tahun 1972, tiga orang dari IAIN Malang, Drs. Wiyono, Bukhori Saleh LAS dan H. Ahmad Mudlor yang menjadi tangan kanan Prof. Dr. Moh. Koesnoe SH pada masa beliau menjabat sebagai Dekan, berhasil mendirikan sebuah Pesantren yang diberi nama “PESANTREN LUHUR” yang dari sana 90% santrinya adalah para mahasiswa IAIN Malang. Dari Pesantren Luhur tersebut akhirnya mereka bertiga berhasil mendirikan sebuah Fakultas Hukum yang sekarang kita kenal dengan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Malang.
Existensi Fak. Tarbiyah Malang semakin hari semakin diperhitungkan oleh Masyarakat dan Negara. Hal ini terbukti dengan dipercayanya Fak. Tarbiyah IAIN Malang untuk membuka jurusan Tadris Matematika dan Inggris, disamping itu juga dipercaya untuk membuka program Diploma Dua (D-2).
(Sumber data : INOVASI edisi X/TH 1995)