PRESS RELEASE
MALANG–Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang menggemakan perdamaian dalam lingkup nasional dan internasional, melalui Annual Malanh International Peace Conference (AMIPEC), pada Jumat-Sabtu (04-05/08/2017). Agenda AMIPEC merupakan konferensi tahunan yang diselenggarakan UNIRA Malang, dengan mendatangkan peneliti, praktisi dan aktifis LSM perdamaian internasional.
Agenda ini akan dihadiri oleh Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, DEA (Menteri Pendidikan 2009-2014), KH. Yaqut Cholil Qoumas (Ketua Umum GP Ansor), Prof. Dr. Mohammad Ali (University of California Riverside, Amerika Serikat), Prof. Dr. Maqdy Behman (Pima Community College Tucson, Arizona), Iqbal Hariadi (kitabisa.com) dan beberapa pembicara lain.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Sutomo, M.Sos, mengungkapan bahwa Amipec UNIRA merupakan konferensi strategis untuk menggaungkan nilai-nilai perdamaian. “Tema AMIPEC 2017 ini, Voicing Peace: Education, Socio-Cultural and Technology. Kami sepakat untuk menggemakan kembali nilai-nilai perdamaian yang selama ini terkikis. Indonesia dan masyarakat dunia sedang menghadapi krisis perdamaian, dengan perubahan konstelasi politik dan geo-strategis yang demikian drastis, perdamaian menjadi kunci. Dunia akademik harus merespons ini,” terang Sutomo, yang merupakan pakar sosiologi pendidikan.
Sutomo menambahkan betapa kampanye dan aktualisasi perdamaian sekarang menjadi penting. “Belum lagi, persoalan radikalisme agama dan jaringan teror yang mengancam NKRI. Apa yang terjadi di Marawi, Filiphina, harus menjadi pelajaran bagi kita. Aktifis, akademisi, agamawan dan pemerintah harus bergandeng tangan menyuarakan nilai-nilai perdamain dan bergerak secara intensif,” terang Sutomo.
Ketua Panitia AMIPEC, Bila Nastiti Tasaufi,M.Pd, menjelaskan bahwa agenda konferensi untuk menjembatani pelaku perdamaian lintas institusi. “Kami sadar betapa perdamaian itu penting dan harus digerakkan bersama. AMIPEC menjadi ruang bersama untuk mengkonsolidasi perdamaian dari akademisi, aktifis, pemerintah dan beragam unsur lain. Jadi, riset-riset kami akan menemukan ruang dialog dari pengalaman aktifis LSM dan kebijakan pemerintah,” jelas Bila Nastiti.
“Sebanyak 25 akademisi internasional dan nasional akan menyampaikan paper dalam beberapa tema, dan sejauh ini ada 400 orang yang mendaftar sebagai peserta aktif konferensi. Kami berharap konferensi ini menghasilkan sesuatu yang berdampak di publik nasional dan internasional, khususnya dalam mengendors perdamaian secara kreatif,” ungkap Bila.
AMIPEC Unira Malang diselenggarakan setiap tahun dengan melibatkan person kunci di lintas institusi. Pada tahun 2016, hadir Xanana Gusmao (mantan Presiden Timor Leste) dan beberapa professor dari Australia dan Eropa. UNIRA Malang menjadikan AMIPEC sebagai ruang inisiasi perdamaian, sejalan dengan konsentrasi kampus ini membuka Program Pascasarjana Peace Education, untuk pendidik dan aktifis perdamaian menebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil-alamin (*).