Serba-serbi

Ini Kata Habib Luthfi bin Yahya Soal Sebutan Habib

Tidak ada yang mengelak bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling baik. Bahkan manusia paling sempurna.

Hal itu dibuktikan dengan Rasulullah digelari Al-Amin (seorang yang jujur) oleh kaum Quraisy di zaman pra Islam.  

Namun demikian, seluruh keturunan yang mempunyai nasab langsung ke Nabi tidak menjamin bahwa akhlak orang tersebut baik.

Mengapa? Alasannya persoalan tersebut dijelaskan secara lugas oleh Pimpinan Majelis Kanzus Shalawat Pekalongan Habib Luthfi bin Yahya, Selasa (24/1/2017) lalu saat menerima rombongan Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta di kediamannya.

Menurut Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (JATMAN) itu menerangkan, meskipun mempunyai nasab langsung ke Rasulullah, belum tentu akhlak orang itu baik karena ini persoalan ma’shum (dilindungi Allah dari dosa).

"Jangan heran jika (keturunan Nabi, red) ada yang berakhlak tidak baik, lah wong mereka tidak di-ma’shum kok," jelas Habib Luhtfi.

Dengan demikian, menurutnya, belajar dan memahami sejarah secara tuntas sebagai cerminan berpikir dan bertindak menjadi langkah penting, termasuk sejarah perjalanan Nabi Muhammad yang penuh dengan teladan baik dan akhlak yang mengesankan.(*)

Sementara menurut Rabithah Alawiyah yang dipimpin oleh Habib Zen bin Smith (salah satu Mustasyar PBNU) menekankan bahwa akhlak yang baik menjadi salah satu alasan utama keturunan Nabi disebut Habib. (*)

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button