ArtikelOpiniParamudaSerba-serbi

Peran Pondok Pesantren dan Santri dalam Menangkal Radikalisme

Peran Pondok Pesantren dan Santri dalam Menangkal Radikalisme

 

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemajuan negara Indonesia. Dengan berbagai kemajuan tegnologi informasi dan berbagai kecanggihan media sosial, di situlah berbagai informasi dapat diakses dengan mudah. Kemajuan pendidikan yang ada di Indonesia tergantung bagaimana kita mengolah sebuah lembaga pendidikan. Hadirnya pendidikan berbasis pesantren merupakan salah satu wujud nyata mencerdaskan anak bangsa tanpa menghilangkan tradisi dan budaya yang melekat pada masyarakat Indonesia.

Pendidikan kepesantrenan memiliki peranan yang sangat kompleks dalam menjadikan santri mampu dalam segala bidang pendidikan yang ada. Di pesantren banyak hal yang dapat dipelajari, baik secara tekstual maupun kontekstual. Pendidikan pesantren yang merupakan jenis pendidikan khas Indonesia yang tidak diragukan lagi, telah ada selama puluhan tahun bahkan telah se-abad lebih. Hal ini menunjukkan bagaimana pendidikan pondok pesantren tetap eksis di masyarakat.

Di antara peran-peran pendidikan pesantren dalam mewujudkan Indonesia maju adalah peran psikologis. Psikologis santri yang memiliki pendidikan berbasis pesantren akan dididik dengan pendidikan karakter dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Pendidikan karakter mencakup berbagai macam, diantaranya memiliki karakter yang baik yaitu dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, kemudian dapat meyesuaikan karakter seseorang dimanapun berada. Memang bukan hal yang mudah dalam menyesuaikan karekter setiap orang. Tetapi dalam dunia pesantren, kita harus membaur dengan semua orang yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Itu semua hanya didapatkan di pondok pesantren. Disinilah pentingnya pendidikan berbasis pondok pesantren.

Peran pendidikan pesantren lainya adalah peran sosiologis yang pasti didapatkan santri di pondok pesantren. Hal ini terjadi secara otodidak yang dialami oleh setiap santri yang ada di pondok pesantren. Mereka lambat laun akan bersosialisasi dengan teman santri lainnya. Di sini santri mempelajari bagaimana hidup bersama dalam lingkup pesantren. Dalam pesantren mempelajari bagaimana tindakan-tindakan sosial yang menjadi kebiasaan dalam pesantren, sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan santri tumbuh menjadi karakter pribadinya masing-masing. Kemudian pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat dalam dunia pesantren memberikan dampak yang signifikan terhadap para santri, Dampak yang dihasilkan dari sistem pendidikan di lingkungan pesantren tersebut dapat menjadikan pribadi santri yang lebih baik.

Peran teologi dalam pondok pesantren merupakan pendidikan karakter yang penting. Sebab dengan pendidikan teologi ini dapat menguatkan keimanan dan keyakinan santri bahwa hanya Allah SWT-lah Tuhan yang pastas disembah. Dalam pendidikan pesantren diajarkan bagaimana tata cara beribadah, menjelaskan apa saja yang wajib dilakukan selaku umat Islam dan apa saja larangan yang harus dihindari. Mempelajari berbagai macam kitab akhidah, fiqih, akhlaq, nahwu, shorof dan berbagai bidang keilmuan lainnya.

Berbagai peran penting itulah yang dimiliki pondok pesantren dalam menjadikan karakter anak bangsa menjadi lebih baik. Hasil nyata yang paling dirasakan adalah dalam hal perilaku dan pemikiran-pemikirannya. Disinilah peran pendidikan berbasis pesantren tersebut tidak dapat tergantikan. Dengan adanya perhatian dari pemerintah dalam pendidikan di pondok pesantren, maka santri patut bersyukur bahwa pendidikan keagamaan telah memiliki kedudukan yang setara dengan pendidikan umum. Bahkan, program-program Kementrian Agama dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sekarang banyak yang pararel.

Perkembangan teknologi informasi semakin tahun semakin meningkat, semua kebutuhan informasi dapat dengan mudah diakses oleh setiap lapisan masyarakat. Media sosial sebagai penghubung antara informasi yang didapatkan dengan orang yang mendapat informasi sangatlah mudah terakses. Berbagai kecanggihan teknologi pun hadir dalam rangka mempermudah pekerjaan manusia. Hal inilah yang perlu kita waspadai, semakin banyak informasi yang didapatkan dari media sosial menjadikan pemikiran-pemikiran tersebut lepas kontrol terhadap realita yang sebenarnya terjadi.

Seperti yang terjadi sekarang ini. Berbagai doktrin datang lewat media sosial yang setiap hari bisa diakses siapapun. Disinilah para kaum radikal menyebarkan pemikiran-pemikran mereka. Saat informasi bisa diakses oleh semua kalangan, santri berperan menangkal berbagai tindakan-tindakan radikalisme yang mulai berkembang. Sikap nasionalisme yang dimiliki santri menjadi pedoman dalam mencegah berkembangnya pemikiran radikal di Indonesia.  Santri hadir untuk melakukan tindakan preventif untuk menangkal adanya radikalisme.

 

Oleh : Kumillaela (Santri Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button