Serba-serbi

Pendataan Ulama untuk Membangun Ukhuwah Islamiyah dan Wathaniyah

Berkembangnya isu pendataan para ulama oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) telah mengarah pada kabar bohong atau hoax. Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung menegaskan bahwa hal itu merupakan efek negatif dari media sosial (medsos).

"Saya meminta setelah ini, tidak ada lagi distorsi informasi di masyarakat. Tidak ada lagi hoax. Tidak ada lagi hal-hal yang meresahkan masyarakat," tegas AKBP YS Ujung, Selasa (7/2/2017) di kampus Universitas Islam Raden Rahmat (Unira) Kepanjen, dalam sambutannya di acara silaturahmi Kapolres Malang bersama Ulama NU dan Muhammadiyah.

Di hadapan para peserta yang hadir dalam kegiatan Silaturrahim Kapolres Malang dengan ulama Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah Kabupaten Malang itu, AKBP YS Ujung memberikan jaminan bahwa tidak ada maksud-maksud negatif dengan kegiatan tersebut.

Pria kelahiran Jakarta ini menuturkan, bahwa berkembangnya kabar pendataan ulama di Jawa Timur, berawal dari wilayah Jombang. Berhembus isu yang menurutnya sangat parah. Pendataan ulama tersebut telah dikaitkan dengan kejadian tahun 1965 silam.

"Lebih parahnya lagi, lebih dzolimnya lagi, dikaitkan dengan kejadian 1965 dimana dikatakan bahwa dikhawatirkan setelah ulama didata, nanti akan ada hal hal negatif yang akan terjadi," tuturnya.

Hal yang disebut-sebut sebagai pendataan ini, lanjutnya, berawal dari niat Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin untuk mengunjungi para kiai dan ulama atas nasehat dari KH Hasyim Muzadi, mantan Ketua Umum PBNU dan juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres).

"Beliau (Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin) menjenguk Kiai Hasyim Muzadi saat dirawat di Rumah Sakit Lavalette Kota Malang. Saat itu, Kiai Hasyim Muzadi memberikan nasehat agar Kapolda sowan ke para ulama, kiai, dan tokoh agama di wilayah provinsi Jawa Timur," paparnya.

Berawal dari nasihat tersebut, sebagai petinggi kepolisian yang baru dilantik Desember 2016 lalu, Kapolda Jatim menanyai kepada setiap Polres di wilayah kerjanya agar keinginannya untuk bersilaturahmi dan membahas situasi keamanan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dapat terlaksana.

Hingga kini, Kapolda Jatim telah melaksanakan silaturahmi di wilayah Jombang dan Pasuruan. "Selanjutnya, tidak menutup kemungkinan nantinya akan bersilaturahmi ke ulama di Kabupaten Malang," imbuhnya.

Ys Ujung menandaskan kembali, para ulama tidak perlu khawatir, karena sesama umat Muslim yang bersaudara tidak mungkin berpikiran dan melakukan tindakan negatif. Kepolisian bermaksud baik membangun Ukhuwah Islamiyah, dengan mendekatkan diri kepada para kiai dan ulama.

"Maksud baik kita dengan mendekatkan diri kepada ulama kok difitnah seperti itu. Justru orang yang berpikiran (negatif) seperti itu, menurut saya, perlu mempertanggungjawabkan tuduhannya di hadapan Alllah SWT di hari akhir kelak," ucapnya.

Kapolres Malang berpesan kepada masyarakat yang berusaha mempekeruh situasi dengan membenturkan ulama dan polisi melalui penyebaran kabar hoax, supaya menghentikannya.

"Stop sudah, tidak ada gunanya menyebarkan berita hoax dan mengadudomba antara ulama dan polisi. Lakukanlah hal-hal baik lainnya yang bisa kita dilakukan. Pendataan ulama itu untuk membangun Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah,” harapnya.(*)

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button