Aswaja

Penjelasan KH Syukran Ma’mun Tentang Haul dan Hadits Bid’ah

KH Syukran Makmun dalam Haul ke-1 Prof DR KH. Ali Mustafa Yaqqub

Jakarta (numuda.com) – Salah satu materi yang diangkat KH Syukran Ma’mun pada Haul Ke-1 KH Ali Mustafa Yaqub di Pondok Pesantren Darus-Sunnah Sabtu (15/4) malam adalah anggapan beberapa kelompok yang menyebutkan bahwa haul adalah bid’ah. Kiai Syukran lalu menjelaskan hadits “Kullu bidatin dhalalah wa kullu dhalalatin fin nar”. (Semua Bidah adalah sesat, sedangkan semua kesesatan adalah neraka (tempatnya).

Kiai Syukran Ma’mun mengatakan, mereka belum selesai dalam memahami hadits tersebut. Mereka hanya memahami dalam sisi luar teksnya. Menurut Kiai Syukran, lafadz kullu bid’atin tersebut memiliki sifat yang dikira-kirakan, yaitu sayyiatin (bidah yang jelek).

Kiai Syukran melanjutkan, secara lengkap jika ditampilkan sifat yang dibuang tersebut, maka akan jadinya seperti ini, “Kullu bid’atin (sayyiatin) dhalalah, wa kullu dhalalatin fin nar. ‘Semua bid‘ah yang buruk adalah sesat, sedangkan semua kesesatan adalah neraka (tempatnya).’ Jadi yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah bukan semua bid’ah, melainkan hanya bid’ah yang buruk saja, yang sesat. Karena bagi beliau tidak masuk akal jika bidah yang baik juga tergolong suatu hal yang sesat.”

Ia menyamakan sifat yang dibuang tersebut dengan Surat Al-Kahfi ayat 79, yaitu Wa kâna warâ’ahum malikun ya’khudzu kulla safinatin ghasba. (Karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas semua kapal).

Ayat di atas menurut para ulama tafsir, mengandaikan sifat hasanatin. Jadi yang dimaksud dengan safinah (kapal) pada ayat di atas adalah bukan semua kapal, melainkan hanya kapal yang bagus. Maka dari itu, Nabi Khidir merusak kapal milik si miskin tersebut agar tidak dirampas oleh raja.

“Karena kalau si raja merampas semua kapal termasuk kapal-kapal yang jelek, maka si raja juga akan rugi,” kata Kiai Syukran Ma’mun, pengasuh Pesantren Darur Rahman di hadapan ratusan hadirin yang mengikuti rangkaian Haul Ke-1 KH Ali Mustafa Yaqub. (M Alvin Nur Choironi/Alhafiz K).

sumber: www.nu.or.id

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button