Serba-serbi

KH Said Aqil Siroj: Cheng Ho Waliyullah (Catatan Perjalanan ke China)

Dari kota Nanjing kami ke kota Quanzhou. Jaraknya 1087 km, cukup jauh karena itu kami putuskan naik pesawat. Nanjing dan Quanzhou harus kami datangi karena di Nanjing lah kami bisa mengunjungi kampung halaman Laksamana Zheng He atau kita sering menulisnya “Cheng Ho”. Sedangkan di Quanzhou kami bisa berziarah ke makam Cheng Ho.

Kemasyhuran Laksamana Cheng Ho di Indonesia tak lepas dari kiprahnya menyiarkan Islam. Di samping ikut serta membangun kota Semarang dan Surabaya, Laksamana Cheng Ho juga membangun komunikasi dengan para pendakwah Islam, salah satunya dengan Sunan Gunung Jati Cirebon.

Laksamana Cheng Ho menjadi tokoh berpengaruh di dunia Islam tidak lepas dari Kaisar Yongle, generasi ketiga Dinasti Ming. Di dalam negeri pun Kaisar Yongle menghormati kommunitas muslim. Tak kurang sembilan jenderal beragama Islam. Di ruang museum masjid Jung Jue Nanjing, keakraban Dinasti Ming dengan komunitas muslim tercatat rapi. Laksamana Cheng Ho juga diperintah merevitalisasi situs situs Islam, sepert merenovasii masjid kuno yang hancur, makam makam muslim kuno bahkan membangun masjid baru. Tangan dingin Cheng Ho masih bisa mudah dilihat jejaknya di kota Nanjing dan Quanzhou, dua kota yang berjarak lebih dari seribu kilometer.

Nama besar Laksamana Cheng Ho dikenang dan dihormati Pemerintah China. Kompleks makam Cheng Ho di Quanzhou Provinsi Fujian saat ini tampak megah. Berbagai fasilitas publik dibangun sehingga menjadi daerah tujuan wisata religi, nyaman dikunjungi.

Mirip makam makam para sunan, wali di Indonesia, makam Laksamana Cheng Ho berada di luar kota. Dari kota Quanzhou kira kira satu jam perjalanan. Letaknya di dataran tinggi. Menujunya harus melewati jalan menanjak yang indah, lalu meniti lima puluh anak tangga. Sesampai di atas, posisi makam di tengah tanah datar segi empat yang luasnya kira kira tiga puluh meter persegi. Di lokasi tersebut cuma ada makam Laksamana Cheng Ho.

Kami menikmati ziarah tokoh besar muslim dunia ini. Di batu nisannya, tertulis kalimat ‘bismillahirrahmanirrahiim’. Kiai Said Aqil pun memimpin tahlil, kami mengikuti. Usai tahlil Kiai Said Aqil mengatakan, “Saya meyakini Laksamana Cheng Ho adalah waliyullah. Pengaruhnya tak hanya di China namun hingga ke Cirebon berkah hubungan baiknya dengan Sunan Gunung Jati.” Menurut Kiai Said Aqil, saat masuk Cirebon, Laksamana Cheng Ho menemui Sunan Gunung Jati dan menyampaikan bahwa dalam rombongannya terdapat juga orang orang yang beragama Islam. Kemudian rombongannya ia tempatkan di dua lokasi yang terpisah.

Kiai Said Aqil pun berpesan, “Pemerintah perlu bertanggung jawab dan merawat makam makam Walisongo. Jangan dibiarkan hancur, kumuh, tak terawat, minim fasilitas. Kita ini mayoritas muslim masak kalah dengan China.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button