Mauizhah
Pesan Untuk Para Pecinta Al-Quran
Pesan untuk Para Pecinta al-Quran yang disampaikan oleh KH. Dr. M. Afifudin Dimyathi, Lc., MA. (Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang)
- Jika terasa sempit waktu kita, bacalah al-Qur’an, pasti waktu kita akan menjadi berkah dan lapang.
- Segala sesuatu jika kita tinggalkan, ia akan menjadi usang dan rusak, kecuali al-Qur’an. Jika kita meninggalkannya, kitalah yang akan usang.
- Jika kita membaca al-Qur’an dan menginginkan petunjuknya diikuti oleh orang lain, maka dahuluilah mereka dalam mengikuti petunjuknya.
- Jika kita membaca al-Qur’an, mari kita menjadikannya seolah-olah diturunkan untuk kita yang sedang membacanya.
- Jika kita menemukan kalimat al-Qur’an yang belum bisa dipahami, jangan memaksakan diri untuk memahaminya, karena kemampuan kita terbatas.
- Ada satu syarat mutlaq dalam usaha memahami al-Qur’an, yaitu menghilangkan kesombongan, karena hati yang sombong akan dipalingkan dari al-Qur’an.
- Tujuan terpenting al-Qur’an adalah sebagai petunjuk (Al-Huda). Maka mari kita jadikan al-Qur’an sebagai petunjuk, bukan hanya sebagai bahan bacaan dan kebanggaan.
- Ketika kita membaca al-Qur’an, janganlah kita melupakan hak-hak orang lain di sekililing kita. Tetaplah tanggap terhadap sekitar kita.
- Jika kita sedang membaca al-Qur’an, lalu salah satu orang tua kita mengajak bicara, maka hentikanlah bacaan al-Qur’an. Dengarkanlah beliau, pandanglah wajah beliau, dan tutuplah mushaf, sampai beliau selesai dengan keperluannya, barulah kita boleh membaca al-Qur’an kembali.
- Jika kita sedang membaca al-Qur’an, lalu ada tamu datang, maka hentikanlah bacaan al Quran, dan sambutlah tamu tersebut, karena ia dikirim oleh Yang Menurunkan al-Qur’an.
- Tuntutan yang selalu melekat pada seorang hafizh adalah senantiasa membaca al-Qur’an setiap hari.
- Menurut para ulama’, hikmah al-Qur’an dibagi menjadi 30 juz itu agar kita mudah mengkhatamkannya sebulan sekali.
- Jika kita selesai mengkhatamkan al-Qur’an, baik bacaan maupun hafalan, sebisa mungkin kita hilangkan rasa bangga karenanya, mari kita ganti dengan rasa syukur, karena bangga dan syukur sangat jauh berbeda.
- Membaca ayat al-Qur’an yang sama berulang-ulang akan memberi efek yang berbeda-beda dalam setiap kali bacaan, dan biasanya itu sangat menenangkan dan menentramkan.
- Setelah khatam al-Qur’an, janganlah kita melupakan do’a untuk kebaikan umat dan pemimpinnya, karena itu anjuran para ulama’.
- Jika kita membaca al-Qur’an dan ingin merenungkan maknanya, maka sertakanlah kalbu, karena kalbu adalah perangkat utama dalam tadabbur al-Qur’an.
- Yang lebih utama adalah kita membaca al-Qur’an untuk memperbaiki perbuatan kita, bukan kita membaca al-Qur’an untuk mencari pembenaran perbuatan kita.
- Guru yang mengajari kita al-Qur’an berhak mendapatkan kebaikan do’a kita setiap saat.
- Kita tidak perlu mencocokkan angka setiap kejadian dengan angka dalam ayat dan surat al-Qur’an, karena itu termasuk sewenang-wenang terhadap ayat.
- Kita tidak perlu malu mengatakan: “Aku belum paham ayat ini”,
karena itu lebih aman daripada kita menafsirkan ayat tersebut sembarangan. - Jika bacaan al-Qur’an diibaratkan makanan, maka bacaan sholawat diibaratkan minuman, keduanya kita butuhkan.
Allaahummarhamnaa bil-Qur’aan…