AswajaJam'iyyah

Bahaya Paham Radikal dan Pentingnya menjaga NKRI

Malang – numuda.com
Dalam upaya konsolidasi dan mempererat kembali silaturahim, pengurus MWC NU Blimbing Kota Malang menghelat acara bertajuk Pengajian Umum dalam rangka Halal Bihalal Syawal 1428 H pada tanggal 29 Juli 2017. Acara yang bertempat di halaman kompleks Pondok Pesantren I’anatuth Tholibin Blimbing asuhan Rais Syuriah MWC NU Blimbing, KH Drs. Saifuddin Zuhri ini, bertepatan dengan kegiatan rutin Kajian Sabtu pagi sehingga jamaah yang hadir alhamdulillah mencapai ratusan.
Solid nya kepanitiaan yang dipimpin oleh Bapak Fauzan, A. Ma dan dibawah arahan Bapak Romdlon ini membuat acara semakin terasa istimewa karena mampu menghadirkan tokoh tokoh malang raya maupun di Jawa Timur. Selain dihadiri Ketua dan Syuriah MWC NU Blimbing beserta jajaran, juga hadir tokoh Ulama Malang seperti mantan Menteri Agama RI KH Prof. Tholchah Hasan, Gus Isyroqun Najah ketua PCNU Kota Malang, Gus Anas Bashori, Gus Ipul Wakil Gubernur Jatim, Abah Anton Walikota Malang dan segenap jajaran Forpimda dari TNI Polri dan berbagai kalangan lain.
Dalam sambutannya selalu sesepuh NU Malang Raya, KH Tholchah Hasan mengulas seputar penting nya bersyukur karena mendapat anugrah hidup di Indonesia yg damai sehingga kegiatan keagamaan semacam ini bisa terlaksana, sementara di sisi negri umat Islam lain kacau balau karena perang. Beliau juga menyoroti aliran aliran baru dengan ideologi radikal berbahaya yg hendak menganti asas negara Pancasila. Sebagai pelengkap, beliau membeberkan data korban ISIS 30 ribu orang Islam menjadi korban dan 5 juta lainnya mengungsi ke luar negri. Disampaikan juga Ayat Alquran yg menyatakan bahwa negri yang makmur itu berciri dua, yakni tidak kekurangan bahan makanan dan bebas dari rasa takut.
Terakhir, beliau menyitir hadist Nabi seputar akan datang nya golongan baru di akhir zaman, yg ideologi nya berbahaya dan seakan telah lepas dari Islam seperti lepasnya anak panah dari busurnya,akibat buruknya ideologi dan pemahaman sempitnya itu. Diharapkan dari penyampaian ini, warga Nahdlyyin lebih berhati hati menyikapi munculnya golongan golongan baru tersebut.
Berkenan juga memberikan sambutan berikutnya adalah Abah Anton, selaku Walikota Malang yg menyoroti beberapa perubahan besar di kota Malang selama kepemimpinan beliau dan selaku pencetus gerakan Shalat jamaah tepat waktu, beliau menganjurkan agar seluruh warga melaksanakannya sebagai wadah mempererat silaturahim dan toleransi disamping juga bertujuan ibadah. Gus Ipul selaku Wakil Bupati Jawa Timur, juga menguatkan pernyataan Abah Anton, hendaknya warga bersemangat dalam menuntut ilmu dengan empat syarat sesuai arahan KH Hasyim Asyari yakni, Ikhlas, menata niyat dan jangan sombong. Kepada jajaran pengurus NU beliau menginstruksikan hendaknya menguatkan strategi dakwah, khususnya di bidang
Keluarga sbg benteng trakhir NKRI, penguatan madrasah, Manajemen mesjid serta penguasaan media.
KH Syaifuudin Zuhri selaku Syuriah MWC NU menyampaikan sabda Nabi bahwa negara akan tegak dengan empat pilar, keilmuam ulama, adilnya pemimpin, kedermawanan orang kaya dan
‌kesabaran kaum marginal. Di sisi lain KH Isyroqun Najah selaku ketua PCNU Kota Malang mengharap agar warga NU memilih pemimpin yg dekat denga Ulama sesuai pesan Nabi, bahwa manusia jika jauh dari ulama akan diberi bencana diantara nya datangnya pemimpin yang zalim.
Acara yang diselingi menyanyikan Lagu Kebangsaan, lagu Yahlal Wathan dan atraksi bela diri Pagar Nusa Penjaga NKRI ini ditutup dengan doa oleh Habib Alhaddar dari Majelis Riyadul Jannah Malang.
Selepas acara, dilanjutkan dengan peletalan batu pertama program pengembangan Pesantren I’anatuth Tholibin oleh tokoh tokoh yang hadir di atas.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button