Headline

Usulkan K.H Masykur sebagai Pahlawan Nasional

MALANG – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional, pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota Malang bersama lintas organisasi dan akademisi akan mengusulkan Komandan Laskar Sabilillah KH. Masykur asal Bumi Arema  sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah pusat.

Bahkan, tim pengusul gelar pahlawan nasional untuk KH Masykur sudah terbentuk, Kamis (19/10), dalam sarasehan fasilitasi peringatan Hari Santri Nasional yang digelar Pemkot Malang bersama PC NU Kota Malang, di Hotel Garden Palace Kota Malang.

“Perjuangan KH. Masykur untuk bangsa ini sangat besar. Sebagai Komandan Laskar Sabilillah beliau santri pejuang yang ikut membela dan berjuang untuk bangsa ini, monumennya sampai sekarang ini ada, Masjid Sabilillah di Blimbing,” kata Ketua PP Lesbumi PBNU, KH. Dr Agus Sanyoto.

Dijelaskannya, perjuangan santri dan kiai zaman dulu sangat ikhlas untuk membela dan memperjuangkan bangsa ini. Banyak santri sebagai pejuang yang mengangkat senjata melawan para penjajah.

Salah satu perjuangan KH. Masykur diceritakannya, saat agresi pertama Belanda pada tanggal 3 Ramadan tahun 1947. Saat Belanda masuk dari Lawang hendak ke Malang, dihadang pasukan Laskar Sabilillah yang dipimpin KH. Masykur dan juga laskar Hizbullah di daerah Singosari.
Dengan kekuatan senjata penuh, korban dari santri dan kiai sangat banyak. Jenazahnya bergelimpangan mulai dari Singosari sampai jenazah terakhir ada di Blimbing.

“Sebagai monumennya berdiri Masjid Sabilillah yang ada sampai saat ini. Berapa jumlah santri yang meninggal, bisa dibayangkan jenazah bergelimpangan mulai Singosari hingga Blimbing,” jelasnya.

Sejarawan Islam itu yakin, KH. Masykur sangat pantas untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Selain sebagai komandan Laskar Sabilillah, KH. Masykur yang lahir di Singosari pada 30 Desember 1902 itu, pernah menjabat sebagi ketua umum PB NU dengan masa periode paling lama, selama empat periode.

“Beliau juga mantan menteri Agama Republik Indonesia,”terangnya.

Ketika Indonesia merdeka, Kiai Masykur termasuk salah satu dari sekian kader santri yang ikut membantu perjuangan di pemerintahan. Pada November 1947, Kiai diberi amanah oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Agama, pada akhir masa Kabinet Amir Syarifuddin ke-2.

Pada Kabinet Hatta II, Kiai Masykur juga terpilih sebagai Menteri Agama. Pada 1949, ketika terbentuk Kabinet Peralihan, Kiai Masykur juga mendapat amanah sebagai Menteri Agama. Dalam catatan militer dan perjuangan bangsa, Laskar Sabilillah dan Laskar Hizbullah memiliki sumbangsih besar untuk mengawal kemerdekan Indonesia.
Kiai Masykur juga pernah menjadi anggota Syou Sangkai (DPRD), ketika masa pendudukan Jepang. Ia juga terpilih sebagai anggota PPKI dan Konstituante, yang berjasa penting untuk merumuskan dasar negara, bersama tokoh-tokoh pejuang lainnya. Pada 1978-1983, Kiai Masykur ditunjuk sebagai Wakil Ketua DPR RI.

Sekretaris Ditjen Pemberdayaan Sosial, Kementerian Sosial  Pepen Nazaruddin yang hadir dalam sarasehan itu, meminta agar dibentuk tim pengusul KH. Masykur sebagai pahlawan nasional. Pengusulan dilakukan bupati atau walikota, kemudian disampaikan ke gubernur dan nanti akan disampaikan ke Kementerian Sosial.

“Kalau melihat dari sejarah KH. Masykur sangat pantas menyandang gelar pahlawan nasional. Tapi dalam administrasi negara harus ada pengajuan dan bukti-bukti sejarah lainnya,” terangnya.

Usulan itupun langsung ditanggapi Prof. Dr Masud Said dengan membentuk tim pengusul KH. Masykur sebagai pahlawan nasional. Pimpin tim diserahkan kepada KH Masud Ali. (aim)

sumber : MalangPos

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button