EventJam'iyyahNasional

Halaqoh da’i NU II Malang Raya 2018

Malang – pcnumalangkota.or.id
Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama MWC NU Blimbing bekerjasama dengan Pondok Pesantren I’anatuth Tholibin Blimbing, dalam rangka meningkatkan kualitas para da’i NU dan menyebarkan paham Islam Rahmah , menggelar Halaqoh Da’i-Da’iyah NU kedua pada tanggal 08 April 2018 di Masjid I’anatuth Tholibin, Jl Panji Suroso 1 Blimbing Kota Malang. Acara Pelatihan ini dibuka pukul 8:00 WIB pada hari Ahad tanggal 08 April dan dihadiri oleh lebih dari 70 peserta Da`i-Daiyah dari setiap perwakilan warga NU se- Malang Raya. Acara pelatihan ini ditujukan kepada para Da’i-Da’iyah yang memiliki peran penting dalam dunia dakwah Islam.

Dalam acara pembukaan pertama, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dakwah MWC NU Blimbing, Ustadz Wasis menegaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan cakarawala pemikiran para Da’i-Da’iyah NU dalam menyampaikan materi dakwah yang “Rahmatan lil Alamin”. Dakwah yang dimaksud adalah dakwah damai dan sejuk yang mengukuhkan komitmen kebangsaan, nasionalisme dan keutuhan NKRI. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi dakwah yang sedang marak disampaikan dengan cara saling menghujat dan menjelekkan satu sama lain yang berpotensi memecah belah NKRI.

Selaku pemangku keamaanan di Kota Malang, Kapolres Kota Malang yang menghadiri unndangan panitya, menyampaikan pesan agar dai menjauhi dakwah yang berisi ujaran kebencian dan hoax . Beliau menceritakan banyak hal seputar berita hoax dan informasi sesat saat pilkada di DKI jakarta saat beliau berdinas di sana, bahkan sampai hampir terjadi bentrokan antar ormas. Hal kedua yang di soroti beliau adalah bahaya narkoba di kota Malang terhitung tinggi, rata rata sebulan terjadi dua puluh kasus yang diungkap kepolisian, jauh melebihi papua, bahkan Jakarta. Karena itu beliau berpesan, melalui para dai NU agar disampaikan kepada Jamaah, hendaklah para orang tua menjaga anak nya dengan baik, agar tidak terkait dengan Narkoba.

Dari PCNU Kota Malang juga hadir KH Isyroqun Najah yg berkenan membuka acara. Beliau menyampaikan hendaklah dai NU menjadi dai yang menyampaikan Islam dengan cara lemah lembut dan penuh hikmah, sebagaimana pesan Allah kepada Nabi Musa agar berlemah lembut saat berdakwah kepada Firaun. Beliau juga menyampaikan keprihatinannya atas kisruh politik di kota Malang dan mendoakan semoga segera diberikan jalan keluar atas permasalahan yang ada.

KH Saifuddin Zuhri, selaku Pengasuh Pondok Pesantren AI’anatuth Tholibin sekaligus Syuriyah MWC NU dalam sambutan dan pengarahannya seputar Dakwah Islam dan Stabilitas Negara Kesatuan Indonesia menyebutkan bahwa NU akan tetap berkomitmen dengan dakwah
Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar dalam koridor syiar Islam untuk sebuah kemaslahatan dan Perdamaian. Islam bukan agama perusak, teror tapi agama penebar kebaikan yang membawa rahmat bagi semua. Beliau berharap dari pelatihan ini akan lahir kader-kader Da’i-Da’iyah NU militan yang siap menangkal segala bentuk doktrinisasi ideologi dan gerakan terorisme yang sangat membahayakan umat dan masyarakat. Beliau berpesan agar da’i NU memegang 4 prinsip utama,agar dakwah NU tegak di nrgara Indonesia, antara lain :

1. Kita wajib bela agama dan bela Negara
2. Bela agama jangan merusak negara dan bela negara jangan merusak agama
3. Negara harus bisa menjaga agama dan umat beragama harus bisa menjaga negara
4. Semua umat beragama tdk boleh menjadikan agama sbg bentuk negara krn NKRI harga mati

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian dua materi utama. Tampil sebagai penyampai materi pertama, Prof. Dr. Mas’ud Phd. Seputar strategi efisiensi dan efektifitas dakwah. Beliau menyampaikan slide berisi hal hal dasar agar dakwah berhasil dengan baik, diantara nya dakwah dibagi menjadi beberapa hal, bil haal (dengan tindakan), bil lisan (retorika) bil kitabah (melalui tulisan) dan yang terbaru bil IT (teknologi Informasi). Dan khusus kepada organisasi NU, dakwah bisa berjalan apabila 4 pilar tersebut saling mengisi dan sinergis. Beliau menekankan perlu nya sinergitas di lingkungan para pemimpin NU.
Sebagai penutup sesi pertama, Dr. Rosyidin MA, menambahkan, bahwa dakwah adalah mengajak orang dengan bijak, bukan dengan memaksa sebagaimana yang dijalankan Rosulullah s.a.w.

Acara dilanjutkan dengan shalat dzuhur berjamaah kemudian makan siang bersama.
Materi penting kedua adalah strategi dakwah menghadapi kelompok ekstrim yang disampaikan oleh Syuriah PWNU Jatim, sekaligus pengasuh PP Sabilutrosyad Gasek, KH Marzuqi Mustamar. Beliau banyak menyampaikan berbagai macam firqoh dalam Islam dan perbedaan nya. Beberapa kisah beliau sampaikan yang intinya, hendaklah menyampaikan dakwah dengan lemah lembut dan penuh perhitungan yang bahkan terkadang strategi dakwah demikian tidak lazim bahkan dipandang sesat oleh yang belum faham, sebagaimana strategi dakwah Gus Dur yang terkadang dianggap nyeleneh. Sehingga dari pengalaman beliau, akhirnya banyak yang masuk Islam dengan cara demikian tanpa paksaan, tetutama di wilayah minoritas Muslim. Secara khusus beliau mengharapkan para da’i NU menjungjung tinggi prinsip mengambil bahaya yang lebih kecil saat berdakwah demi kelangsungan proses dakwah.
Acara halaqoh dai direncanakan akan dilangsungkan secara rutin tiap dua bulan untuk menguprade ilmu dan pengalaman para Dai NU. Diawali dengan pembuatan grup Whatsapp NU khusus para Da’i NU peserta halaqoh.

Semoga bisa istiqomah menjaga NU Islam dan NKRI. Amin

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button