Event

Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa, Final, dan Harga Mati

Pemateri dari DPRD Jawa Timur yang juga Wakil Katib Syuriah PCNU Malang sedang menyampaikan materi tentang Islam dan Pancasila

Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Merdeka (DPM FH Unmer) Malang menyelenggarakan Seminar Legislatif 2018 bertajuk Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum di ruang Pusat Pertemuan Ilmiah (PPI), kantor pusat Universitas Merdeka Malang pada Selasa (17/04) .

Sebagai narasumber adalah Wakil Ketua MPR, Dr. Ahmad Basarah, M.H, Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, H. Fatchullah, S.H., pakar hukum tata negara, Husein Muslimin, S.H., M.Hum. dan dimoderatori oleh Khotbatul Laila, S.H., M.Hum. Turut dalam kegiatan ini berbagai perwakilan mahasiswa Fakultas Hukum dari 14 perguruan tinggi se-Malang Raya.

Pada seminar ini, anggota legislatif dari provinsi Jawa Timur Abah Fatchullah, mengingatkan kepada para mahasiswa serta civitas akademika Universitas Merdeka Malang untuk kembali memahami tentang pentingnya Pancasila bagi Indonesia. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang berasal dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat. Pancasila merupakan instrumen fundamental untuk seluruh bangsa dan dan sebagai alat pemersatu rakyat Indonesia.

“Pancasila adalah final. Bagi NU, sebagai salah satu pemilik saham terbesar bangsa ini, Pancasila adalah harga mati. Dan saya optimis bahwa Pancasila ini akan dibela oleh semua orang beragama, jika setiap pemeluk agama patuh pada ajarannya,” katanya.


Anggota DPRD ini juga mengingatkan untuk berhati-hati pada politik pecah belah dan penyebaran hoaks, yang bisa menimbulkan konflik sosial. “Kita tidak boleh percaya dan turut menyebarkan hoaks. Disamping karena bertentangan dengan Pancasila, juga secara hukum agama adalah haram. Kita bangun atmosfer kehidupan sosial dan politik dengan berdasar semangat dan nilai-nilai luhur Pancasila” ujar Wakil Katib Syuriah PCNU Malang ini.


“Pancasila adalah alat untuk pemersatu bangsa. Para pendiri bangsa ini bersepakat dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, karena fenomena berbagai suku bangsa, agama, warna kulit, bahasa, budaya yang beraneka ragam di Indonesia ini. Pancasila sebagai kesepakatan luhur bangsa ini, sudah terbukti bisa merekatkan sendi-sendi kehidupan bangsa. Sehingga jangan biarkan politik adu domba, fitnah, dan ujaran kebencian yang jelas-jelas tidak sesuai dengan Pancasila,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button