EventHeadline

Gus Dur dan Personifikasi Tiga Kiai Sepuh Asal Malang, Begini Penjelasan Kiai Nafi

 

MALANG – Ketika Kiai Moh. Nafi, Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Malang, diminta untuk memaparkan tentang keteladanan dan manaqib KH A Muchid Muzadi, KH Moh Tolchah Hasan, dan KH A Hasyim Muzadi, beliau menyebut bisa saja tidak obyektif dalam menilai. Alasannya karena dirinya terlalu jauh dengan KH. Tholchah karena bukan keluarga dan bukan pula santri langsung, sedangkan dengan KH. A. Muchit Muzadi dan KH. A. Hasyim Muzadi malah terlalu dekat karena keluarga dan sehari-hari bersama beliau berdua hingga akhir hayat beliau berdua.

“Saya pernah didawuhi almagfurlah Kiai Tolchah. Beliau ngendikan bahwa beliau sepuluh tahun lebih muda dari Mbah Muchit dan sepuluh tahun lebih sepuh dari Abah Hasyim,” tandas Pengasuh Pesma Al Hikam tersebut.

Namun demikian, lanjut Kiai Nafi, yang menarik dari ketiga tokoh ini adalah sama-sama seorang organisatoris NU sejati dan pernah di pemerintahan. Mulai dari level terbawah yaitu di ranting hingga ke pusat di PBNU Jakarta.

“Ketiganya juga pernah khidmat di politik yang diprakarsai oleh NU. Mulai dari Parta NU, PPP, dan PKB. Kiai Tholhah pernah menjadi Menag. Mbah Muchit pernah menjadi Sekda. Adapun Abah Hasyim menjadi Watimpres hingga beliau wafat,” sebut beliau.

Selanjutnya, Kiai Nafi juga menceritakan bahwa Mbah Muchit dan Abah Hasyim memulai khidmad di NU Bululawang. Kemudian lanjut di Cabang Malang, Wilayah Jawa Timur hingga PBNU. “Begitu pula dengan Kiai Tolchah merintis dari NU Singosari,” tegas menantu KH A Muchit Muzadi tersebut.

Kiai Nafi menceritakan bahwa Gus Dur pernah mempersonifikasikan Kiai Tholhah seperti Al-Ghozalinya Indonesia. sedangkan Abah Hasyim adalah pecinta Al-Ghozali. Karenanya masjid Al-Hikam diberi nama Masjid Al-Ghazali.

“Adapun Mbah Muchit sangat terpesonan kepada Hadratussyaikh. Tak heran jika di rumah Mbah Muchit hanya ada dua foto, yaitu foto keluarga besar dan foto Hadratussyaikh,” imbuh kiai kelahiran Tuban tersebut.

Kisah yang disampaikan oleh Kiai Nafi tersebut diceritakan pada kegiatan I’tikaf Ramadhan dan Tadarus Fikroh Nahdliyyah yang terakhir, di Musholla PCNU Kota Malang. Kegiatan dihadiri oleh puluhan orang pengurus dan jama’ah NU.

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button