MALANG- 28/10/2023 Semarak peringatan hari santri dan peringatan hari-hari kepahlawanan lainnya rupanya akan terus berlangsung hingga awal November nanti. Terutama bagi kalangan pesantren. Pesantren, begitu juga Nahdlatul Ulama di setiap tingkatan, dalam momentum ini selalu menjadi lembaga yang paling heroik dalam perayaan tiap tahunnya.
Dalam pidato Abdur Rahim, Sekretaris Lakpesdam NU Kota Malang saat pembukaan Seminar dan Kajian Pesantren mengaku bahwa dalam tujuh tahun terakhir, ia terlibat dalam berbagai seremonial seminar atau sarasehan untuk memperingati hari santri ini. “Mayoritas yang diangkat adalah nostalgia heroisme dan kepahlawanan entitas pesantren,” tandasnya.
Menurutnya, “kenapa tidak banyak yang mengangkat masalah penting lainnya sebagai tema hari santri, semisal, basis nilai dan nalar pengetahuan yang mendasari kalangan pesantren dalam melakukan sebuah perubahan atau perlawanan saat itu?”
Karena alasan inilah, Lakpesdam NU Kota Malang kemudian bekerjasama dengan Cita Intrans Selaras, Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat (PSP2M) dan Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (UPT PKM) Univeristas Brawijaya, menyelenggarakan seminar dan kajian pesantrenan di Aula Perpustakaan Universitas Brawijaya, Jum’at, 27/10/2023.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa narasumber ahli yakni KH Drs Mohammad Nafi (Pengasuh Pesma Al-Hikam Malang), Prof Dr Mujamil Qomar (Guru Besar UIN SATU Tulungagung), Prof Dr KH Ahmad Munjin Nasih (Guru Besar Universitas Negeri Malang) dan Dr Mohammad Anas (Kepala UPT PKM UB).
Yang menarik dari kegiatan ini antara lain karena kajian didasarkan pada buku trilogi pesantren yang ditulis oleh salah satu narasumber. Buku tersebut berjudul “Aksiologi Pendidikan Pesantren: Etika dan Internalisasi Nilai Islam di Pesantren,” “Intelegensia Pesantren: Epistemologi Pembaharuan Pesantren,” dan “Arus Utama Pemikiran Pesantren”.
Hadir dalam kegiatan ini ratusan peserta undangan dari berbagai kalangan. Mulai delegasi pesantren, organisasi mahasiswa, akademisi, peneliti, aktivis, pengurus NU, dan pegiat literasi.
