Serba-serbi

Ketua PCNU Ajak Juru Dakwah Syiarkan Islam Tanpa Kekerasan

Instabilitas dalam keberagaman umat beragama saat ini, mulai mengalami disharmoni. Tak hanya umat Islam sendiri yang sengaja dibenturkan, beberapa kelompok berupaya mengusik ketenangan antar umat beragama yang sudah terjalin baik selama ini.

“Kita harus mencontoh apa yang sudah ditauladankan para Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam ke Indonesia dari tanah Arab.

Tauladan itulah yang seharusnya, kita jadikan rujukan bagi umat Islam di tanah air,” terang Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Malang, dr.H.Umar Usman, Selasa (7/2/2017) dalam Silaturahmi Kapolres Malang dengan Para Ulama NU dan Muhammadiyah.

Dalam silaturahmi bertema Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Whatoniyah tersebut, dokter Umar sapaan akrabnya menilai, syiar Islam ke Indonesia dari tanahArab, dibawa oleh para Wali. 

Tapi kita mayoritas menanggap bukan agama pendatang. Tidak ada diantara kita yang hadir dalam silaturahmi hari ini merasa Islam itu agamana khusus bagi orang Arab. 

“Justru diantara kita inilah yang sekarang menjadi juru dakwah juru dakwah Islam, menganggap Islam adalah agama asli kita. Hal inilah yang kemudian berbeda ketika Islam pernah berjaya di Cordoba, Spanyol. Mulai awal sampai akhir, Islam di Cordoba datang dengan kekerasan dan peperangan. Hal itu sangat berbeda dengan di Indonesia,” bebernya.

Gaya dakwah dengan kekerasan dan peperangan hingga masa kejayaan Islam punah di Spanyol, memunculkan persepsi bagi warga Spanyol beranggapan Islam itu penjajah. Kalau strategi dakwah seperti itu yang dipakai para juru dakwah di Indonesia, hanya tinggal menunggu waktu saja. 

“Kalau para juru dakwah di tanah air masih memakai cara-cara di Cordoba, ya tinggal tunggu waktu saja. Pemberontakan dan peperangan sudah pasti akan terjadi. Dan ini, adalah pekerjaan rumah kita bersama baik juru dakwah dari NU atau ormas Islam lain di Indonesia,” terangnya.

Masih kata dokter Umar,  syiar Islam yang dibawa Wali Songo berhasil mengislamkan nusantara hingga menjadi mayoritas yakni 90 persen. Tapi jika saat ini terjadi pertengkaran antar sesama umat Islam, sementara umat lain diam-diam membuat gerakan, sudah pasti pekerjaan rumah kita selaku penerus syiar Islam yang dibawa Wali Songo, menjadi tidak ringan. 

“Ini adalah PR kita di organisasi NU bersama Muhammadiyah. Karena prosentase umat Islam informasinya menurun. Bagaimana kita berusaha agar Islam bisa diterima secara halus, baik tanpa kekerasan didaerah-daerah yang belum Islam,” tuturnya.

Ia menambahkan, NU akan bekerjasama dan mengajak Muhammadiyah mensyiarkan agama Islam secara baik-baik di Kabupaten Malang. “Kami akan fastbaikhul qoirot bersama rekan-rekan di Muhammadiyah. Tidak boleh ada pemaksaan dan peperangan ataupun kekerasan untuk mensyiarkan Islam pada daerah-daerah yang minoritas di Kabupaten Malang. (*)

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button