NasionalOpiniParamudaSerba-serbi

Ngaji Posonan, Tradisi Pesantren di Bulan Ramadhan

Malang (numuda.com) – Memperoleh banyak berkah di Bulan Ramadhan adalah salah satu hal yang diharapkan oleh sebagian umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di negara dengan populasi Muslim terbesar seperti Indonesia.

Banyak tradisi-tradisi yang dilakukan oleh umat Muslim dalam mengharapkan datangnya berkah di Bulan Ramadhan, antara lain dengan menjalankan puasa di Bulan Ramadhan, Sholat Tarawih, Tadarus Al-Qur’an, memperbanyak amal dan sedekah, serta mengikuti kegiatan kajian ilmu agama. Di Indonesia sendiri tradisi kegiatan pengajian ini berbeda-beda baik berupa pesantren kilat maupun ngaji posonan.

Mayoritas umat Muslim di Indonesia mungkin saja sudah akrab dengan berbagai macam kegiatan yang dilakukan di Bulan Ramadhan yang disebut di atas. Meskipun ada satu kegiatan yang terdengar agak asing di telinga. Ya, ngaji posonan.

Bagi sebagian masyarakat Muslim Indonesia mungkin pernah mendengar istilah ngaji posonanterlebih lagi umat Muslim Indonesia yang akrab dengan kehidupan pesantren. Lalu apa itu ngaji posonan?

Ngaji posonan adalah istilah yang menggunakan bahasa Jawa dalam menyebut tradisi pengajian di sebagian pesantren-pesantren di Indonesia yang dilaksanakan di bulan Ramadhan.

Kegiatan ini hampir sama dengan pesantren kilat, diadakan hanya selama bulan Ramadhan, tetapi berbeda dengan pesantren kilat yang biasanya hanya dadakan beberapa hari di awal bulan Ramadhan, ngaji posonan ini masa waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung di pesantren mana ngaji posonan tersebut diadakan, yang penulis ketahui ngaji posonan diadakan selama setengah hitungan hari dari bulan Ramadhan (kurang lebih 15 – 17 hari), di beberapa pesantren lainnya ada juga yang yang mengadakan hingga bulan Ramadhan terlewat.

Perbedaan lainnya adalah dalam hal pihak yang mengadakan kegiatan pengajian, istilah pesantren kilat yang penulis ketahui, biasanya diadakan oleh pihak sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sedangkan ngaji posonanlebih identik dengan pesantren.

Peserta pesantren kilat hanya berasal dari siswa/mahasiswa lembaga pendidikan yang mengadakan kegiatan tersebut, sedangkan pesertangaji posonan berasal dari berbagai kalangan dan latar belakang mulai dari usia muda hingga tua, santri dari berbagai pesantren (santri posonan), petani, hingga pengusaha.

Dalam hal materi yang dikaji pun terdapat perbedaan di antara pesantren kilat dan ngaji posonan. Materi kajian di pesantren kilat, yang penulis ketahui, adalah pengetahuan yang dikemas secara ringan, tidak terlalu mendalam, sehingga dapat mudah dipahami oleh peserta pesantren kilat, misal baca tulis Arab maupun Al-Qur’an dan lain sebagainya.

Hal ini berbeda dengan kajian materi dalam kegiatan ngaji posonan. Kajian materi ngaji posonan lebih variatif dan lebih mendalam, serta berfokus pada kitab-kitab klasik dalam dunia keilmuan Islam dalam berbagai fan ilmu, misaltauhid (teologi Islam), tasawuf (sufisme), ushul fiqh (kaidah hukum Islam), fiqh (hukum Islam), akhlaq (etika, norma, moralitas), tafsir Al-Qur’an dan lain sebagainya.

Semoga tulisan ini dapat menambah khazanah tentang tradisi di Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan dan semoga amal dan ibadah yang kita jalankan di bulan Ramadhan tahun ini berbuah berkah dari Allah SWT, serta kita dapat dipertemukan dengan bulan Ramadhan yang akan datang. Amin.

Sumber : www.kompasiana.com

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button