Aswaja

Dilema Saat Jumatan, Masuk Masjid Kala Adzan Berkumandang

Beberapa bulan lalu ada kiriman yang isinya daftar kesalahan tata cara shalat Jumat. Di antaranya kebiasaan makmum di masjid kita, mereka berdiri menunggu selesainya adzan, baru shalat sunnah. Menurut ustadz Salafi cara ini salah, mestinya langsung shalat tahiyat masjid atau menghormat masjid, tidak perlu berdiri.

 

Kita berdiri menunggu selesainya adzan, karena tidak mau melewatkan keutamaan menjawab panggilan shalat dan doanya. Seperti dalam hadits:

 

ﻋﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺑﻦ اﻟﻌﺎﺹ، ﺃﻧﻪ ﺳﻤﻊ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻘﻮﻝ: «ﺇﺫا ﺳﻤﻌﺘﻢ اﻟﻤﺆﺫﻥ، ﻓﻘﻮﻟﻮا ﻣﺜﻞ ﻣﺎ ﻳﻘﻮﻝ ﺛﻢ ﺻﻠﻮا ﻋﻠﻲ، ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻲ ﺻﻼﺓ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻬﺎ ﻋﺸﺮا، ﺛﻢ ﺳﻠﻮا اﻟﻠﻪ ﻟﻲ اﻟﻮﺳﻴﻠﺔ، ﻓﺈﻧﻬﺎ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻓﻲ اﻟﺠﻨﺔ، ﻻ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺇﻻ ﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩ اﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃﻛﻮﻥ ﺃﻧﺎ ﻫﻮ، ﻓﻤﻦ ﺳﺄﻝ ﻟﻲ اﻟﻮﺳﻴﻠﺔ ﺣﻠﺖ ﻟﻪ اﻟﺸﻔﺎﻋﺔ»

 

Dari Abdullah bin Amr Bin Ash bahwa Nabi bersabda: “Jika kalian mendengar orang adzan maka ucapkanlah seperti yang dikatakannya, lalu bacalah shalawat kepadaku. Sebab barangssiapa bershalawat kepadaku satu kali maka Allah memberinya rahmat 10 kali. Lalu mintalah kepada Allah maqam wasilah untuk ku, sebab wasilah adalah tempat di surga yang tidak layak bagi seseorang di antara hamba Allah. Aku berharap akulah orang itu. Barangsiapa yang meminta untukku maqam wasilah, maka ia mendapatkan syafaat.” (HR Muslim)

 

Lalu baru shalat sunnah tahiyat masjid:

 

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻗﺘﺎﺩﺓ – ﺻﺎﺣﺐ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻗﺎﻝ: ﺩﺧﻠﺖ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻭﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺟﺎﻟﺲ ﺑﻴﻦ ﻇﻬﺮاﻧﻲ اﻟﻨﺎﺱ، ﻗﺎﻝ: ﻓﺠﻠﺴﺖ، ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: «ﻣﺎ ﻣﻨﻌﻚ ﺃﻥ ﺗﺮﻛﻊ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺠﻠﺲ؟» ﻗﺎﻝ: ﻓﻘﻠﺖ: ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺭﺃﻳﺘﻚ ﺟﺎﻟﺴﺎ ﻭاﻟﻨﺎﺱ ﺟﻠﻮﺱ، ﻗﺎﻝ: «ﻓﺈﺫا ﺩﺧﻞ ﺃﺣﺪﻛﻢ اﻟﻤﺴﺠﺪ، ﻓﻼ ﻳﺠﻠﺲ ﺣﺘﻰ ﻳﺮﻛﻊ ﺭﻛﻌﺘﻴﻦ»

 

Dari Abu qotadah sahabat Nabi, ia berkata: “Aku masuk ke masjid sementara Rasulullah di antara para sahabat, lalu aku duduk dan Nabi bersabda: “Mengapa kamu tidak shalat 2 rakaat sebelum duduk?” Aku menjawab: “Wahai Nabi, aku melihatmu duduk, para sahabat juga duduk.” Maka Nabi bersabda: “Jika ada di antara kalian masuk ke dalam masjid, maka jangan duduk dahulu sebelum shalat dua rakaat.” (HR Muslim)

 

Imam Nawawi berkata:

 

ﻓﻴﻪ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺗﺤﻴﺔ اﻟﻤﺴﺠﺪ ﺑﺮﻛﻌﺘﻴﻦ ﻭﻫﻲ ﺳﻨﺔ ﺑﺈﺟﻤﺎﻉ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ … ﻭﻓﻴﻪ اﻟﺘﺼﺮﻳﺢ ﺑﻜﺮاﻫﺔ اﻟﺠﻠﻮﺱ ﺑﻼ ﺻﻼﺓ ﻭﻫﻲ ﻛﺮاﻫﺔ ﺗﻨﺰﻳﻪ ﻭﻓﻴﻪ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ اﻟﺘﺤﻴﺔ ﻓﻲ ﺃﻱ ﻭﻗﺖ ﺩﺧﻞ ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﻭﺑﻪ ﻗﺎﻝ ﺟﻤﺎﻋﺔ

 

Hadits ini menjelaskan anjuran shalat sunnah dua rakaat, hukumnya adalah sunnah berdasarkan ijma’ umat Islam. Hadits ini juga menjelaskan makruhnya duduk di masjid sebelum shalat, itu makruh tanzih, dan boleh melaksanakan shalat tahiyat kapan saja ini adalah madzhab kita Syafi’iyah.” (Syarah Muslim)

 

Dengan demikian kita mengamalkan 2 keutamaan hadits; menjawab adzan dan tahiyat masjid. Cara pandang ini pula yang disampaikan oleh ulama Salafi di Saudi dalam fatwanya.

 

Ustadz Ma’ruf Khozin, Dewan Pakar Aswaja NU Center PWNU Jatim

sumber : pwnujatim.or.id

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button