Headline

Memaknai Harlah NU, PCNU Kota Malang Apresiasi Peran Letda KH Malik

MALANG, NUMUDA.ID – Ada pemandangan berbeda pada momen peringatan Harlah NU ke-95 kali ini. Jika tahun sebelumnya acara peringatan Harlah NU diselenggarakan dengan berbagai pawai dan publikasi yang menonjol, kali ini PCNU kota Malang menyajikan suasana lain.

Bertempat di kelurahan Buring, Harlah NU ke-95 tahun ini bermaksud menghayati peran NU jauh lebih dalam di masyarakat. Salah satu bentuk penghayatan tersebut melalui apresiasi peran ulama lokal, salah satunya Letda Kyai Haji Malik.

“Harlah tahun ini bertujuan mengapresiasi potensi umat sehingga NU menjadi lebih dekat dengan jamaah. Lebih penting dari sekedar kedekatan tersebut, apresiasi terhadap Haul KH Malik adalah wujud menguatkan aset keulamaan yang diwarisi oleh masyarakat setempat,” ungkap Asif Budairi, Sekretaris PCNU kota Malang.

KH Malik adalah sosok ulama sekaligus pejuang Indonesia yang pantang menyerah melawan penjajah. Kisah beliau yang belum banyak diketahui masyarakat luas, khususnya di kota Malang, menjadi salah satu alasan PCNU kota Malang untuk menggali dan memperkenalkan jejak sejarah ulama sekitar melalui momen peringatan Harlah NU.

Pada momen tersebut, masyarakat diberikan ruang untuk bercerita lebih jauh sosok KH Malik.

“Beliau (KH Malik) sebenarnya adalah mursyid thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah yang berasal dari daerah Lamongan, kemudian hijrah ke Malang, tepatnya di desa Bareng, kecamatan Klojen,” cerita Fakih Zakaria, mantan ajudan Letda KH. Malik.

Perjuangan dan kealiman beliau memang tidak diragukan lagi. Pada saat pertempuran dahsyat di Surabaya bulan Oktober itu, KH Malik termasuk salah satu ulama yang berangkat ke Surabaya. Bersama Kyai Damanhuri, Kyai Said Sonotengah, dan beberapa ulama lainnya, beliau memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya, ketika kembali ke Malang, beliau tertangkap tangan saat operasi militer Belanda. Tubuh beliau ditembak, badan beliau diseret, dan disiksa berkali-kali hingga penuh bersimbah darah. Meski demikian, KH Malik tidak menyerah, beliau tetap tegar menghadapi pasukan Belanda, hingga akhirnya nyawa beliau tidak dapat bertahan, dan berpulangla beliau ke rahmat Alloh ta’ala.

Perjuangan luar biasa ini, menjadikan nama beliau harum dan terkenang bagi masyarakat Buring. Akan tetapi sejarah ini bukan berarti menjadi titik puas aset kesholehan masyarakat Buring.

“Kiranya dapat diambil nilai keteladanan apa yang bisa diwariskan bagi generasi di Buring dan Malang,” kata Mohammad Mahpur pengurus Lakpesdam NU

Sebagai rangkaian acara, PCNU Kota Malang tidak hanya menyelenggarakan forum diskusi dengan masyarakat. Untuk melengkapi keberkahan acara, PCNU kemudian melakukan bakti sosial pada Ahad (22/4)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button