Paramuda

NU-Muhammadiyah Memanggil: Gerakan Bersama Melawan Radikalisme di Kampus

 

 

 

MALANG – Badan Intelejen Negara (BIN) mencatat sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi terpapar paham radikalisme. Penelitian BIN di 3 kampus berbeda juga menunjukkan bahwa 24 persen mahasiswa sepakat dengan jihad demi tegaknya negara Islam.

Melihat fenomena tersebut, sejumlah intelektual muda Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah Universitas Brawijaya menggelar kolaborasi bertema “Milenial Berkarya, Milenial Berbudaya, Milenial Berkemajuan” pada Selasa (8/5) pagi. Berlokasi di depan Gedung Samantha Krida, para mahasiswa menyuarakan nilai-nilai toleransi, kebhinekaan, budaya yang baik, dan semangat nasionalisme.

Kolaborasi mahasiswa NU-Muhammadiyah ini digelar sekaligus dalam rangka menyambut mahasiswa baru yang berhasil lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penyambutan dilakukan dengan membuka stan yang menjadi pusat informasi dan layanan bagi mahasiswa baru Universitas Brawijaya.

“Beberapa waktu lalu, para orangtua kita di PBNU dan PP Muhammdiyah melakukan silaturrahmi untuk membahas persoalan kebangsaan. Mengapa tidak kita di wilayah mahasiswa melakukan kegiatan yang sama? Kita fasilitasi dengan membentuk gerakan bersama sebagai media silaturahmi”, ungkap M. Syafiq Afif Adani, koordinator pelaksana perwakilan mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Brawijaya.

Mahasiswa Nahdlatul Ulama Universitas Brawijaya (NU UB) sendiri merupakan forum silaturahmi yang mewadahi mahasiswa Nahdliyyin di lingkungan Universitas Brawijaya, baik yang ada di organisasi struktural NU maupun kultural. Beberapa organisasi dan komunitas yang tergabung di dalamnya yakni KMNU, IPNU, IPPNU, PMII, dan MATAN.

Forum Mahasiswa NU UB juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan ke-NU-an di kampus seperti mengaji kitab kuning, diskusi Aswaja, sharing keilmuan dan prestasi mahasiswa, majlis ta’lim, sholawat, yasinan, tahlilan dan program pendampingan intensif akademik maupun non-akademik.

Sementara itu, koordinator pelaksana dari Muhammadiyah, Azhar Syahida, menyampaikan pernyataan yang senada bahwa gerakan ini sangat baik, sehingga harus terus dijalankan secara berkelanjutan.

Kolaborasi mahasiswa Nahdlatul Ulama – Muhammadiyah diharapkan mampu membentengi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dari radikalisme dan terorisme, menyerukan wajah Islam yang ramah dan moderat, menyebarkan nilai-nilai toleransi dan semangat “Hubbul Wathon Minal Iman”, bahkan lebih jauh lagi membentuk generasi milenial Indonesia yang berkarya, berbudaya, dan berkemajuan. [Mohammad Ainurrofiqin/Kurnia]

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button