Bahtsul MasailSerba-serbi

TINGKATAN dan KESALAHAN BACA AL QURAN

Malang – pcnumalangkota.or.id

TINGKATAN dan KESALAHAN BACA AL QURAN

Oleh : Ustadz Anas Bashori, Lc. MA

(Penasehat Metode BIL QOLAM AL MUSAMMA’ – Pesantren Ilmu Quran Singosari , Syuriah MWC NU Blimbing)

 

Tingkatan baca al Quran yang dinisbatkan dengan cepat dan lambatnya membaca Al Quran.

Ahli tajwid menyepakati tingkat baca ada 3 tingkatan yaitu; tahqiq (التحقيق ), hadzr (الحذر), dan tadwir (التدوير).

AdapunTartil (الترتيل) mencakup keseluruhan masing-masing tingkatan : tahqiq (التحقيق), hadzr (الحذر), dan tadwir (التدوير). Tartil sendiri secara umum ialah membaca al quran dengan logat arab beserta suara-suaranya dan memperindah lafal serta suara menurut kemampuan, hal tersebut dilakukan dengan mempraktekan hukum-hukum tajwid, begitu pula untuk menjaga waqof dan ibtida’ agar dapat dipahami makna-maknanya.

Adapun penjelasan dari tingkatan-tingkatan tersebut sebagai berikut:

  1. Tahqiq (التحقيق) Ialah memberi hak pada tiap hurufnya, memperjelas hurufnya, mengeluarkan huruf dari huruf yang lain dengan saktah, pelan dan tenang serta memperhatikan yang memperbolehkan untuk waqof.
  2. Hadzr (الحذر) Ialah meningkatkan bacaan dalam hal kecepatan dan penyamaran dengan mendirikan I’rob serta menjaga kebenaran pelafalan dan pemantapan huruf.
  3. Tadwir (التدوير) Ialah menyeimbangkan antara dua tingkatan ( antara tahqiq dengan hadzr ).

 

Kesalahan baca Al Quran biasa disebut dengan istilah lahn (اللحن). Lahn adalah kesalahan dan menyimpang dari kebenaran. lahn (اللحن) ada 2 macam :

 

  1. Lahn Jali (لحن جالي) Adalah kesalahan pada lafad yang merusak dari kebiasaan (yakni kebiasaan ahli qiro’ah) baik merusak makna ataupun tidak. Kesalahan ini dinamai dengan Jali karena kesalahan itu membuat kerusakan yang nampak jelas yang sama2 diketahui oleh ulama qiro’ah dan lainya. Kesalahan tersebut bisa berada pada beberapa hal yakni:

 

  1. I’rob (yakni harokat dan sukun, termasuk juga tidak mentasydidkan yang ditasydid atau sebaliknya mentasydid yang tidak ditasydid, serta memendekkan yang panjang dan memanjangkan yang pendek).
  2. Huruf (dengan meletakkan huruf di tempat yang lain, mengurangi huruf, menambah huruf, serta mendahulukan atau mengakhirkan huruf)
  3. Kata dan Kalimat (dengan meletakkan kata atau kalimat di tempat lain, atau menguranginya, menambahnya, mendahulukannya, atau mengakhirkannya.
  4. Waqof dan tempat berhenti memulai.Contoh lahn/kesalahan ini pada I’rob ialah membaca lafal (أنعمتَ) dengan bacaan ((أنعمتِ، أنعمتُ، أَنْعَمَتْ)). Contoh kesalahan pada huruf ialah dengan membaca ((ألعمت، أنأمت)) semisalnya pula seperti membaca (يوم الدين) dengan bacaan ((يوم التين)), serta membaca (المستقيم) dengan bacaan ((المسطقيم،المصتقيم،المستغيم)). Contoh mengurangi huruf adalah membaca (أنعمت) dengan bacaan ((أَنَمْتَ)) atau dengan memutus hamzah qoth’ darinya seperti dengan membaca ((صراط الذِيْن َنْعَمْتَ)).

 

  1. Lahn Khofi (لحن خفي ) Adalah kesalahan pada lafad yang merusak kebiasaan ahli qiro’at tapi tidak merusak makna (dan tidak pula merusak bahasa maupun I’rob) dan tidak bias membedakannya kecuali orang-orang yang mengerti ilmu qiro’ah.

 

Kesalahan pada pengucapan dhommah dan kasroh; yang termasuk kesalahan ringan yang umum pada orang awam adalah menghimpun kedua bibir saat mengucap huruf yang dhommah, tidak merenggangkan bibir bawah (menempelkan gusi bawah dengan merendahkan pertemuan dua bibir serta menempelkan keduanya pada ujung gigi seri bagian bawah) ketika mengucap huruf yang di kasroh, lantas dhommah terdengar dengan suara antara dhommah dan fathah, dan terdengar kasroh dengan suara antara kasroh dan fathah.

Khususnya ketika huruf dhommah atau kasroh mengikuti huruf yang disukun seperti

((عليكم)), ((أنتم)), ((قُل)), ((لميلد)), ((به)).

Dan begitu pula orang yang membaca Al Quran terhitung salah ketika tidak memantapkan harokat dhommah pada huruf yang mengikuti wawu seperti contoh (اياك نعبد واياك نستعين). Dan wajib menghimpun kedua bibir sesaat saja seukuran satu harokat untuk mengucapkan dal yang di dhommah; dan selanjutnya menghimpun kedua bibir sesaat yang lain untuk mengucap wawu, kemudian menfathah keduanya untuk menjelaskan fathah. Maka menempatkan harokat dal dengan menghimpun kedua bibir, dan melanjutkan menghimpun keduanya untuk mengucap wawu yang difathah setelahnya seukuran satu harokat adalah termasuk mentajwid bacaan.

Sedang meremehkan penempatan ini dengan mengucap dua hurf seakan-akan awalnya disukun (seperti andai sipembaca membaca ((اياك نعبدْ واياك نستعين)) maka dihitung sebagai kesalahan dan harus dihindari. Termasuk dari kesalahan ringan adalah mensukun huruf fa’ pada firman Allah (كفواأحد) maka jika si pembaca tidak mengeluarkan dhommah ketika mengucap fa’ hingga yang keluar seakan-akan adalah sukun maka itu adalah kesalahan, dan semisalnya adalah mensukunza’ pada (هزوا). Termasuk kesalahan ringan pula adalah LahnQobih (لحن قبيح) yakni dengan selalu memunculkan ghunnah saat membaca Al Quran padahal ghunnah wajib ketika mengucap beberapa huruf saja dan tidak boleh ketika mengucap huruf yang lain.

Demikian sekilas dan sekelumit uraian tentang kesalaha2 bacaan yang tentunya masih sangat banyak pembahasan yang lain tentang ilmu Al Quran.

 

Wallah A’lam bishawab.

 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button