ArtikelOpiniParamudaSerba-serbi

Jati Diri Santri itu Ikhlas dan Zuhud

Satu hal yang selalu terpatri dan diajarkan terus menerus dalam diri santri adalah sikap ikhlas menjalani kehidupan dan semuanya diserahkan kepada Allah. Sebagai seorang santri, saya percaya bahwa semua hal itu Allah selalu menyertainya. Beberapa diantara kita pasti sudah familler dengan surat Al-Baqarah ayat 216 “…Allah Mengetauhi sedang Kamu tidak mengetauhi”. Penggalan ayat terakhir tersebut memiliki makna yang sangat luas bagi saya. Ayat ini seakan mengingatkan setiap waktu bahwa kehidupan saya selalu terawasi dan tidak ada yang luput dalam penglihatan-Nya.

Bagi saya, al-Baqarah ayat 216 ini memiliki kedalaman makna yang begitu dekat dengan kehidupan yang dijalani. Segala perbuatan, ucapan, isi hati dan apa yang dipikirkan manusia, pastinya Allah mengetahui kesemuanya. Rasulullah mengajarkan kita bahwa Allah itu Never sleep and Always Close with Us. Ini cukup menjadi pegangan kita untuk melangkah dalam kehidupan diisi sengan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Serta berupaya menjauhi berbagai hal; yang dilarang agama karena menyakini bahwa semua perbuatan diawasi oleh-Nya.

Kita sebagai seorang muslim meyakini bahwa diri kita dihadapan-Nya adalah sorang Hamba Allah yang lemah. Lalu siapa sebenarnya hamba Allah?. Pertsnyssn ini pstut direnungkan agar mengetahui hakekat menjadi hamba Allah.  Pastinga, hamba-Nya adalah semua mahluk ciptaan-Nya. Saetiap yang ada di langit maupun yang ada di dunia adalah Maha Karya-Nya.

Sebagai seorang Hamba Allah, saat kita makan, minum, tidur, bangun tidur, masuk masjid, keluar masjid, dan sebagainya, Allah selalu mengetauhi setiap detail perbuatan kita. Tanpa kita sadari dan perhitungkan, dibalik semua itu Allah akan memberikan pahala kepada setiap hamba-Nya asalkan diiringi dengan niat ibadah. Tidak semua Hamba Allah mampu melakukan keiklasan seperti itu. Apalagi kita juga tidak terbiasa membudayakan sikap iklas sebagai jati diri. Oleh karenanya semuanya menjadi tidak gampang, Saya pun hingga sekarang berusaha belajar untuk menjadiu belajar ikhlas. Menurut saya, santri terbaik adalah santri yang setiap gerak-geriknya diarahkan menuju ikhlas karena Allah.

Menanamkan sikap ikhlas dalam diri membutuhkan proses dan berulang-ulang. Dimanapun tempat dibiasakan dengan mengedepankan sikap ikhlas. Misalnya, sewaktu dulu kita ketika hendak mau masuk pondok pesantren, sekolah kampus maupun bekerja, setiap aktivitas diniatkan hanya untuk menjalakan kewajiban supaya dilihat baik oleh orang lain. Motif lainnya pun berorientasi dalam pembentukan citra diri seperti adanya keinginan kuat dilihat orang lain sebagai sosok berpenghasilan.

Sebagai seorang santri, saya diajarkan untuk berpikir jernih dalam melihat sesuatu. Kembali ke contoh awal tadi terkait dengan pelaksanaan sikap ikhlas dalam kehidupan mondok, sekolah maupun kerja, maka yang perlu ditata terlebih dahulu adalah cara berpikir kita. Sebaiknya sikap ikhlas ditanamkan secara berangsur-angsur dalam kegiatan kita agar tidak terlalu memberatkan. Sugestikan ke dalam diri sendiri, “nanti ya ketika saya di pondok pesantren /sekolah / kampus / tempat kerja, saya mau menngajak teman melaksanakan sholat duha bareng-bareng.

Niat mulia melaksanakan ibahdah Sholat Duha tadi, mengandung niatan mulia Tholabul ‘Ilmi, silaturahmi dan mengembangkan diri kita dengan basis orietnasinya adalah sikap ikhlas. Di lain sisi, sikap ikhlas memiliki barakah manfaat yang tidak terduga yakni kita memiliki teman-teman baru, ilmu baru dan pengalaman baru. Oleh karenanya, membudayakan sikap ikhlas dalam setiap lini kehidupan adalah sesuatu yang menguntungkan. Jadi, tidak ada salahnya menerapkan sikap ikhlas kepada diri kita sendiri maupun di lingkungan sekitar kita, Hammasah.

Sikap ikhlas alangkah bijaksananya apabila dimulai dengan perlahan lahan, hati-hati dan selalu intropeksi diri. Waktu terbaik untuk itu semua adalah pada pertengan malam. Hendaknya sikap ikhlas diperkuat terus menerus dalam ibadah malam seperti shalat tahajud dan shalat Hajat. Di waktu itulah, kita berduaan dengan Allah Sang Khalik. Kita berdoa kepada Allah agar dijadikan orang yang sholeh atau sholehah, bisa bermanfaat bagi orang lain. Yang paling penting adalah istiqomah untuk melakukan berbagai kegiatan dan ibadah secara istiqomah. Insyaallah dari perbuatan kecil dan sederhana kita bisa membuat itu menjadi sesuatu yang besar dan luar biasa, Aamiin.

Berdoalah kepada Allah tapi jangan memakai logika. Hal ini dikarenakan Allah Maha Kaya dan Maha Segala-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa Rasulullah mengajarkan kita agar tidak menjadi orang yang Hopless and Fears. Allah pasti membalas semua perbuatan Hambanya sesuai dengan prasangka hamba-Nya dan perbuatan hamba-Nya. Jadi mari kita mengubah setiap kegiatan yang dijani, dimanapun dan kapanpun untuk menjadi orang yang lebih baik, bermanfaat bagi orang lain dan sukses dunia akhirat. Disitulah Allah mengajarkan kepada kita semua agar menjadi good personality but always remember Allah.

Sekarang saya adalah seorang mahasiswa di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan Matematika angkatan 2017. Dahulu, saya adalah seorang santri sekaligus siswa yang belum bisa mengembangkan atau meng-explore diri dengan dunia luar. Bagi saya belajar agama adalah suatu ilmu yang sangat dibutuhkan tidak ada yang lebih penting dari ilu agama dan saya tidak pernah tertarik pada urusan dunia. Tapi itu memang benar itu bisa disebut dengan zuhud, orang orang yang memiliki sifat zuhud adalah orang-orang pilihan. Menurut saya, orang yang memilih jalan kehidupan dengan sikap zuhud adalah orang yang memilih jalan kehidupan yang lurus.

Ada pengalaman menarik terkait sikap ikhlas dan zuhud. Hal itu saya dapatkan setelah saya mengikuti tes AKPOL di POLDA Surabaya Jawa Timur. Hal menarik dari tes ini adalah saya ikut ini hanya iseng karena diajak oleh teman. Disebabkan pada waktu itu saya sudah diterima di UIN Maliki Malang melalui jalur SNMPTN, karena iseng-iseng ini, liburan saya menjadi terganggu. Harusnya selama 3 bulan liburan, saya menikmati hidup dan jalan jalan. Namun dikarenakan iseng ikut tes AKPOL, dibalik itu semua pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan selama test ternyata sangat bermakna dan berharga.

Pak Mario bilang “Life is Choice”. Dengan kalimat ini, beliau membuat saya terinspirasi dan termotivasi untuk selalu maju walau banyak tantangan dan rintangan yang terasa ringan maupun berat. Allah mengetahui kemampuan setiap hamba-Nya. Ternyata dengan sebuah kalimat bisa merubah prinsip hidup seseorang. Jika diambil makna dari pengalaman saya di atas, ternyata Allah memilihkan jalan terbaik bagi hamba-Nya. Keputusan untuk berani mengambil pilihan hidup yang saya rasakan di test Akpol membuka mata hati saya tentang pentingnya rasa ikhlas dan zuhud dalam kehidupan.

Rasa Ikhlas itulah yang menuntun agar diri kita menerima segala keputusan Allah dalam hidup ini. Serangkaian kehidupan yang telah disusun terkadang berbeda dengan hasil yang telah direncanakan. Namun semuanya menjadi tidak terduga. Pastinya semua itu mempunyai satu tujuan yaitu agar apa yang diinginkan dapat terwujud. Terus terang saya juga ingin seperti itu, tapi harus kita ingat Rasulullah berdakwah di kota mekkah agar agama Islam bisa diterima dengan baik dan menjadikan orang-orang jahil pada waktu itu menyembah kepada Allah Swt. Dari cerita singkat ini kita mengetahui bahwa manusia paling mulia yang dicintai oleh Allah pun masih diberikan cobaan. Rasulullah menjalani hari demi hari dengan perasaan dan keadaan yang bercampur aduk. Meski berat, tujuan dan tekad Beliau tetap kokoh karena semua itu didasarkan karena cinta dan ikhlas kepada Allah.

Berjuang dengan ikhlas dari Rasullullah  dapat dirasakan hingga sekarang. Rasulullah berjuang demi umatnya agar bisa merasakan nikmat Islam dan iman dengan bebas tanpa ada itnimidasi dan gangguan. Maka, dari perjuangan Rasulullah tersebut, dapat diambil intisarinya bahwa tidak ada ceritanya orang sukses dan berhasil itu berjalan mulus. Terus apa yang harus kita lakukan kalau hidup kita enggak sesuai dengan planning kita?

Pertama kita harus mensyukuri apapun yang terjadi. Kalau kita bisa mensyukiri semua keadaan yang ada, Allah pasti memberikan lebih di luar dugaan kita and We have to belive that because Allah is knowing everything. Kedua, bersikap santai terhadap berbagai cobaan, jangan direnungi terlalu lama. Bersegera insropeksi dan menjadikan segala sesuatumya sebagai penyemangat kita agar jangan berlarut larut dalam kesedihan dan kegalauan. Ketiga berpikiran maju ke depan dengan solusi yang solutif, bergeraklah dan gerakkan hatimu. Niatkan lagi untuk terus ikhlas dan ingat lagi, tujuanmu pasti kau akan berhasil. Baca situasi dengan baik, bergeraklah secara produktif lalu kondisikan situasi dengan teratur dan kondusif.

Hendaknya setiap santri, mampu mengabil faedah dalam setiap peristiwa sekaligus saling belajar mensyukuri setiap situasi dan keadaan yang ada. Bagaimanapun Allah is The Best Planner. Ustadz saya pernah bilang bahwa hidup itu kalau lurus terus baik tapi tak ada cerita menarik yang kita ingat. Maka kehidupan yang dijalani akan berliku-liku tetapi ingat untuk selalu kembali ke jalan yang lurus tersebut. Apa yang kita anggap baik belum tentu itu juga baik menurut Allah. So Always Smile And Happy Guys Hehehehe.

 

Oleh: Ahmed Syarief Marzuki (Santri, Mahasiswa UIN Maliki Malang)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button