Sejak sore tepat pukul 15. 45 WIB terdengar lantunan solawat dan qosidah sembari menanti acara Tadarus Budaya. Di sekeliling bundaran dalam alun-alun, tampak tampilan desain visual-WPAP tokoh-tokoh ulama nusantara berjajar rapi disusul panggung hijau bertuliskan “Pancasila dan Agama Islam di Indonesia”. Acara yang diselenggarakan oleh Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) Kota Malang ini rupanya menyorot perhatian banyak kalangan. Kalangan akademis, pelajar, ibu-ibu dan bapak-bapak pun tertarik menghadiri acara yang berlangsung pada hari Kamis (15/06/17).
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Sholawat Nahdliyah, serta lantunan Syubbanul Wathon yang menggerakkan kembali semangat dan jiwa nasionalisme. Habib Berlian Al-Hamid, ketua LESBUMI, menuturkan bahwa momen ini merupakan pengingat pancasila sebagai asas yang islami dan final, di tengah maraknya informasi yang berniat memecah-belah kesatuan bangsa.
Mukhtar Data selaku perwakilan Rois Suriah PCNU Kota Malang menyebutkan bahwa Pancasila dan NKRI adalah keputusan final para pendahulu. Founding Father sudah menyetujuinya dan kita sebagai penerus memiliki kewajiban untuk menjaga serta mengamalkannya.
Acara ini juga meliputi tahlil kubro untuk menghargai jasa dan perjuangan laskar Sabilillah, yang berjuang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan singkat pentingnya mempertahankan pancasila dalam sudut pandang ahlussunnah wal jamaah oleh ustadz Faris Khoirul Anam.
“Umat Islam di Indonesia sudah berkali-kali mengalami fenomena krisis, tantangan maupun polemik dan ini membuktikan bahwa bangsa ini tangguh menghadapinya,” ucap Ustadz Faris dalam paparannya.
Acara Tadarus Budaya ini juga mendapat apresiasi dari Pemerintah Kota Malang. Salah satunya Bapak Walikota-Abah Anton. Beliau menuturkan bahwa kegiatan yang bersifat keagamaan patut disemarakkan terus menerus. Termasuk salah satunya Tadarus Budaya ini. Selain memberikan efek keteduhan hati, acara ini juga menjadi media Ikhtiar Ukhuwah Wathaniyah.
Ibu-ibu di barisan belakang pun tak ketinggalan menyimak. “Nduk, itu lo ceramahnya tentang pancasila dan demokrasi,” ujarnya pada putrinya sembari berbuka bersama dengan nasi yang dibagikan oleh panitia di penghujung acara.
Penulis : Kurnia Islami
Editor : Rizal Fadillah