Pembentukan tim Pengusul Gelar Pahlawan (TPGP) KH Masjkur difasilitasi oleh Yayasan Sabilillah Malang. TPGP ini diketuai oleh Prof Dr KH Kasuwi Saiban, MA.
Sabtu (10/2), TPGP menyelenggarakan Focus Grup Discussion (FGD) di ruang pertemuan Yayasan Sabilillah yang dihadiri oleh hampir semua rektor perguruan tinggi di Malang, sejarawan, tokoh NU serta pemerintah daerah Malang yang secara administratif akan mengajukan usulan penganugerahan gelar ini.
Hadir antara lain Prof Dr H Masykuri Bakri, M.Si (Rektor Universitas Islam Malang), Prof Dr H Abdul Haris, M.Ag (Rektor UIN Maliki Malang), Prof Dr Ir Muhammad Bisri, MS (Rektor Universitas Brawijaya), Prof Dr KH Abd. A’la, M.Ag (Guru Besar Sejarah Islam UIN Sunan Ampel), Prof Dr Hariyono, M.Pd (Guru Besar Ilmu Sejarah UM/Deputi UKP-PIP), Dr Ari Sapto, M.Hum (Pakar Sejarah Militer FIS UM), KH Dr Isyroqun Najah (Ketua PCNU Kota Malang), dan Drs H Wasto, SH, MH (Sekertaris Daerah Kota Malang).
Dalam FGD yang berlangsung sekitar tujuh jam ini diungkap antara lain perjalanan gerilya KH Masjkur di wilayah Trenggalek Jawa Timur ketika terjadi Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949. Ketika itu Presiden Soekarno dan sebagian besar menteri ditawan.
Ari Sapto, pakar sejarah militer FIS UM, menyampaikan, ketika itu wilayah Indonesia hanya tersisa Jawa Timur, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Maka dibentuk Pemerintah Darurat RI untuk wilayah Jawa Timur yang dijabat oleh KH Masjkur yang ketika itu menjabat Menteri Agama, kemudian dua menteri lain Susanto dan Supeno yang kemudian tertawan.
Kemudian untuk wilayah Jawa Tengah dijabat oleh Sukiman yang kemudian juga tertawan dan diganti olen Suroso, serta Kasimi.
KH Masjkur berhasil selamat dengan taktik gerilnya yang jitu. Dalam kesempatan itu para peserta FGD disuguhi buku KH Masjkur dalam Perang Gerilya yang ditulis oleh Abdul Hamid Wilis.
“Kiai Masjkur tak setuju kalau mereka (tiga pejabat pemerintah darurat) bergerilya bareng. Karena kalau semua tertangkap, pemerintahan sipil bisa bubar. Pemerintahan ini penting guna memberi semangat perjuangan,” kata Dr Ari Sapto.
Diceritakan juga bagaimana pertemuan antara Kiai Masjkur dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Forum FGD semakin klimaks ketika menjelang sesi akhir hadir KH Mashudi, veteran laskar Hizbulah dan Sabilillah yang menceritakan pengalamannya di masa perjuangan bersenjata bersama KH Masjkur.
KH. Mashudi (105 tahun, berdiri) teman seperjuangan KH. Masjkur
Kiai berusia lebih dari 100 tahun yang masih bersuara lantang itu juga bercerita kesaksiannya mendampingi KH Hasyim Asy’ari ke Surabaya setelah fatwa Resolusi Jihad dan sebelum peristiwa 10 November 1945. (NU Online – Khoirul Anam)