AswajaHeadlineMauizhah

Haul Pertama KH. Hasyim Muzadi, Umat Islam Diminta Meneladani Kiprah Perjuangan Beliau

KH. Tolhah Hasan memberikan Mauidzah Hasanah hikmah Haul, pada peringatan haul pertama Alm. KH. A. Hasyim Muzadi, Malang (18/3)
Malang NU Muda.id

Peringatan haul pertama Alm. KH. A. Hasyiim Muzadi dibanjiri ribuan kiai, pejabat, tokoh masyarakat, santri, juga masyarakat Malang raya. Acara dilaksanakan di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, yang merupakan kediaman almarhum semasa hidup, dimulai pada pagi hari Minggu (18/3) yang diisi dengan berbagai kegiatan. Ribuan masyarakat datang secara berduyun-duyun memenuhi halaman tengah pondok, serta masjid Al-Ghazali di Jalan Cengger Ayam no. 14 Kota Malang.

Haul diawali dengan pembacaan tawassul yang dipimpin oleh KH. Mas Mansur, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci alquran. Sambutan mewakili tuan rumah disampaikan oleh Gus Hilman Wajdi. Dan sambutan mewakili teman seperjuangan almarhum, disampaikan oleh KH Afifuddin Muhajir, wakil pengasuh pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo.

“KH. Hasyim adalah salah satu hamba Allah yang kebaikan-kebaaikannya ditampakkan Allah pasca wafatnya. Salah satu buktinya adalah banyaknya orang yang meratapi dan menangisi kepergiannya. Betapa umur yang diberikan Allah kepada almarhuum, sangat bermanfaat untuk perjuangan bangsa dan agama”, kenang pakar Ushul Fiqh yang juga mantan Katib Syuriah PBNU ini.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan yasin yang dipimpin oleh Ustadz Munjin dan tahlil oleh KH. Chamzawi, Rais Syuriah PCNU Kota Malang. Bergiliran doa setelah pembacaan tahlil dipimpin oleh para kyai yang hadir.
Sebelum acara inti mauidhotul hasanah, acara peresmian Masjid Al-Ghazali yang berada pada kompek Pesma Al-Hikam, secara simbolis dengan pemukulan bedug, diresmikan oleh ketua yayasan Al-Hikam, Gus Abdul Hakim Hidayat yang juga putra tertua KH. Hasyim. “Rangkaian acara haul yang digelar di Malang hari ini, rencananya akan digelar juga di Al Hikam 2 di Depok, Jawa Barat pada Minggu (24/3) mendatang” kata Gus Hakim.

Ceramah agama disampaikan oleh Prof. KH. Tholhah Hasan, mantan Menteri Agama RI yang juga teman perjuangan almarhum. Dalam tausiyahnya beliau menyitir alquran surat Yasin ayat 12. “KH. Hasyim ini wafat dengan memiliki peninggalan-peninggalan yang luar biasa. Pondok Al Hikam 1 dan 2 adalah bukti nyata perjuangan beliau. Menjadi ketua organisasi di NU mulai tingkat ranting sampai pengurus besar adalah sesuatu yang memiliki manfaat besar untuk bangsa dan negara” kenang ketua dewan pembina yayasan Sabilillah ini.

“Usia manusia itu terbatas. Akan tetapi kemanfaatan peninggalannya bisa tidak terbatas. Ulama-ulama dahulu, banyak dikenang oleh generasi setelahnya karena betapa bergunanya atsar dari mereka. Ada peninggalan berupa lembaga pendidikan, rumah sakit, pondok pesantren, panti asuhan, kitab, dan pemikiran-pemikiran. Setiap detik, KH. Hasyim ini mendapatkan limpahan amal jariyah dari pesantren yang didirikannya. Acara haul ini, artinya mengenang perjuangan dan berusaha untuk mengikuti dan melanjutkan perjuangan almarhum” kata mantan Rektor UNISMA ini.

“Janganlah hidup ini kita habiskan hanya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga saja. Umur dihabiskan untuk makan dan tidur. Sehingga mati tidak membawa peninggalan yang bermanfaat. Mari kita contoh KH. Hasyim ini. Beliau adalah salah satu hamba Allah yang menjalankan perintah nabi, menggunakan lima kesempatan sebelum datang lima. Masa muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum kesempitan, dan hidup sebelum mati”, lanjut mantan ketua Badan Wakaf Indonesia ini.

Monumen perjuangan KH. Hasyim Muzadi akan terus bermanfaat dan dikembangkan oleh anak turunnya. Harapannya muncul santri-santri yang tangguh dari pesantren ini yang siap berkontribusi bagi negara dan agama. Tampak hadir dalam acara ini antara lain, KH. Isroqunnajah Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang, KH. Muhtar Ghazali, KH. Dahlan Tamrin, KH. Saifudin Zuhri, Prof. Abd. Haris Rektor UIN Maliki Malang, Prof. M. Bisri Rektor UB, AKBP Asfuri Kapolres Malang Kota, dan beberapa tokoh masyarakat Malang raya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button