Mengenang 1000 Hari Allah Yarham KH Muchit Muzadi # Testimoni: Mbah Muchith, Santri Saklawase
Malang – pcnumalangkota.or.id
Testimoni: Mbah Muchith, Santri Saklawase
Oleh : Nur Hidayat (Humas Pesantren Tebuireng – Ketua Cabang IPNU Jember 1994—1996)
Kiai Abdul Muhith Muzadi adalah sosok santri-kiai par excellence. Sebagai kiai, beliau selalu berusaha melihat berbagai persoalan dengan pendekatan solutif. Hal yang rumit dijadikan sederhana. Hal yang sulit dicarikan jalan keluarnya. Meski demikian, karakter santri masih melekat kuat dalam diri beliau hingga akhir hayatnya. Tetap tawadhu’ dan sederhana, meski sudah menjadi figur yang dijadikan panutan di mana-mana.
Pada 2011, saya sowan beliau untuk mengantarkan undangan pernikahan putri KH. Abdul Hakim Mahfudz (sekarang Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng). Setelah saya jelaskan bahwa undangan tersebut berasal dari salah satu putra KH. Mahfudz Anwar Seblak, dengan mata berkaca-kaca beliau dawuh, “Kiai Mahfudz itu guru idola saya. Lha, saya ini siapa, kok sampai putra guru saya masih ingat dan mau mengundang di pernikahan anaknya?” Begitulah Mbah Mucith, disamping kita kenal sebagai seorang kiai ternyata beliau adalah seorang santri yang dikenang oleh gurunya bahkan oleh putra gurunya. Mbah Muchith tetap seorang santri meski telah menjadi kyai, santri saklawase.
Allahummaghfir Lahu Warham Hu Wa’Aafihii Wa’fu ‘Anhu