HeadlineJam'iyyahSerba-serbi

Halal bi Halal Keluarga Besar NU Klaten

Ahad, 22 Juli 2018, PC GP Ansor bersama Keluarga Besar NU Kabupaten Klaten punya gawe yakni acara Halal Bihalal dengan mengusung tema: “Memperkuat Ukhuwah Jam’iyah Menuju Kemandirian Ummah”. Yang bertempat di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Barokah Samben, Gunting, Wonosari, Klaten dengan pengasuh KH. Adnan Muallif al-Hafidz.

Acara ini dihadiri oleh para Masyayikh, Ulama, seluruh banom dan pengurus NU Klaten, serta para tamu undangan dan masyarakat umum.

Dalam sambutan Bupati yang diwakili oleh Bapak Mursyid ada sebuah pesan bahwa dalam hidup ini kita harus saling menguatkan dalam keimanan dan mengasihi, dalam konteks itulah Islam mengajarkan hidup yang sesungguhnya.

“Saling mengingatkan dalam kesabaran, saling tolong menolong dan saling bersilaturrahim. Di mana silaturahim adalah ibadah yang mulia, menyempurnakan hak-hak cinta dan interaksi sosial serta sebagai tanda ketinggian akhlak kita.” Mursyid

Dalam sambutannya juga H.Mujiburrahman selaku ketua PCNU Klaten menguraikan tentang sejarah Halal Bi Halal yang dirintis oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah.

“Di saat Indonesia terancam oleh disintegrasi bangsa, sowanlah Ir. Soekarno kepada Beliau KH. Abdul Wahab Hasbullah untuk mendapatkan solusi. Akhirnya Beliau mengusulkan supaya mengadakan acara silaturahim bersama (Halal Bi Halal) untuk saling memaafkan. Dan  acara tersebut telah mentradisi di Indonesia sampai sekarang.” Mujiburrahman

Dalam mau’idzoh hasanahnya Habib Umar al-Muthohar  menyampaikan tentang fungsi NU adalah untuk menuntun umat (menjadi imam) yang tidak lepas dari sebuah resiko, seorang Imam harus selalu sabar dalam menghadapi umat.

“Tiga hal atau amalan yang bernilai sangat besar di hadapan Allah swt. yang hanya bisa dinilai oleh Allah, yaitu: Pertama; puasa. Kedua; sabar dan ketiga adalah mema’afkan kesalahan saudaranya. Dan beliau berpesan untuk selalu menjalin silaturahim, selalu mempertahankan akidah NU demi mempertahankan NKRI. NU harus menjaga kekompakan karena seringnya diadu domba oleh pihak tertentu. Tidak mudah terpengaruh oleh ajaran-ajaran yang baru, tidak boleh kehilangan  jati diri, selalu bermusyawarah dan konsultasi kepada Ulama’ serta jangan sampai berjalan sendiri-sendiri.” Habib Umar

Acara ini dimeriahkan oleh Grup Rebana MCS Trucuk dan Grup Musik Komunitas Jalanan pimpinan Mas Farid putra almarhum Mbah Surip. yang mana Mas farid memiliki sebuah impian mulia yaitu ingin memiliki Pondok Pesantren Tak Gendong.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button