Paramuda

Menjadi Struktural NU

Sudah hampir 7 tahun tidak terasa bergabung dalam organisasi besutan NU. Mulai dari IPPNU, lalu kemudian berkembang ke banom lainnya. Waktu yang tidak sebentar. Perjalanan yang cukup panjang meski sangat banyak yang terus melanjutkan dan jauh lebih lama.

Dalam perjalanan tentu ada batu, kerikil, dan tidak selalu mulus. Ada yang bilang bergabung di NU untuk berjuang. Mungkin itu yang dulu kuniatkan. Awalnya bergabung karena mencintai ulama, lalu tumbuh kesadaran diri untuk turut menghidupkan ajaran yang mulia ini. Meski baru bisa dengan jalur organisasi nya, dan masih belajar tentang ilmunya.

Ada rasa lelah yang kadang menghampiri, itu hal yang wajar. Manusia normal saja berjalan jauh butuh isitirahat sejenak. Namun ketika ada tawaran “lanjut?” aku kemudian berpikir kembali.

Ternyata ada hal yang selama ini aku lupa. Bahwa sebenarnya aku, kita lah yang membutuhkan barokahnya NU. NU didirikan para ulama, karena beliau ingin kebaikan untuk manusia, untuk umat muslim, untuk kita. Seandainya bersikap egosentris, tentu beliau tidaklah perlu mendirikan NU karena beliau sudah pasti slamet dunia akhirat. Sedangkan kita ini yang belum pasti, masih perlu jembatan, dengan baik hati beliau-beliau mendirikan NU untuk keselamatan kita yang bergabung di dalamnya.

Seperti halnya ketika Islam pertama kali disyiarkan. Islam ada untuk keselamatan dunia akhirat manusia. Allah swt sendiri yang bilang, sebenarnya umat manusia ini hampir-hampir jatuh ke neraka. Tapi Nabi Muhammad dengan kasih sayangnya membawa Islam dan berusaha menyelamatkan kita dari neraka itu.

Dari sini aku sadar, bergabung NU sebenarnya adalah kebaikan untuk kita sendiri. Ketika kita berjuang untuk NU, sebenarnya kita sedang berusaha menawarkan kebaikan untuk orang lain. Kita berusaha supaya kebaikan itu jangan hanya berhenti pada kita, tapi agar orang lain juga selamat dunia-akhirat. Salah satunya jalur ekspres NU.

Mengingat dawuh Yai Hasyim, kalau kita ngurus NU kita diakui santri beliau. Bahkan meskipun kita belum ketemu beliau, insyaa Allah ini yang kita harap jalur ekspres para wali seperti beliau. Apalagi di NU sangat banyak para wali, kekasih Allah.

Dan aku pun sadar, ketika kita mengajak anak kira ke NU, mungkin dia mau ikut pun itu bukan kehendak kita. Tidak semua yang NU keluarganya mau ikut NU. Oleh karena ikut NU itu salah satu kebaikan yang besar, berarti kita yang harus meminta kepada Allah supaya Ia berkehendak memberikan kebaikan besar itu pada anak cucu, keluarga besar kita. Karena sekali lagi, kita lah yang membutuhkan kebaikan. Kebaikan tidak membutuhkan kita.

Malang, 16 Maret 2021

Penulis : Kurnia Islami (Ketua IPPNU 2018-2020)

Artikel Terkait

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Periksa Juga
Close
Back to top button