EventHeadline

Keberimbangan Menjaga Keseimbangan

  

MALANG Lesbumi NU Kota Malang menggelar kegiatan rutinan Mbeber Klasa dengan tema “Ruang Publik Maya Indonesia: Menjaga Kewarasan dan Akal Sehat di Tahun Politik 2023”, di Kedai Saptawikrama, Sabtu malam 7 Januari 2023. Mbeber Klasa tersebut menghadirkan dua narasumber yaitu Ketua LTN NU Kota Malang sekaligus wartawan senior Abdul Muntholib, dan International Documentary Film Lutfi Pratomo.

Muntholib menceritakan bagaimana kerja-kerja jurnalistik mengawal proses-proses pemilu, tragedi kemanusiaan, ketertiban dan keamanan di Indonesia. Media dan wartawan menurutnya, harus betul-betul menjaga keberimbangan agar terjadi keseimbangan.

Misalnya kata dia, media memberitakan para calon pemimpin dengan proporsional. Artinya, tidak dibolehkan media ikut memperkeruh proses-proses pemilu dengan memfasilitasi narasi-narasi kampanye hitam.

“Misalnya satu kelemahan calon ditampilkan di media sosial, nah di media mainstream tidak boleh. Dulu saya kawal itu, jadi media tidak boleh memfasilitas serangan calon terhadap calon lain. Silakan, media menampung gagasan para calon,” tuturnya.

Memang pada perkembangannya kata Muntholib, media sosial saat ini menjadi gandrung masyarakat. Bahkan hal itu membuat media pers berjibaku mengimbangi informasi di media sosial.

Hanya saja menurut Muntholib, unggahan di media sosial tak banyak yang melalui tahapan filtrasi. Setiap akun bisa mengunggah informasi apa saja yang belum jelas kebenarannya. Sedangkan media pers mempertahankan idealisme dengan melakukan verifikasi terkadap suatu kasus. Artinya media pers melakukan filter sebelum menayangkan berita.

Sementara Lutfi menyampaikan, dunia maya saat ini sering keruh, apalagi di tahun-tahun politik. Narasi-narasi politik identitas juga salah satunya. Media sosial kata dia, dimanfaatkan untuk pihak tertentu untuk mempengaruhi masyarakat di dunia maya.

Meskipun lanjut Lutfi, banyak platform digital atau media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk kampanye kebaikan. Seperti yang dia ceritakan, bagaimana dirinya berjuang ikut serta menjaga kehijauan dan kerimbunan hutan di Kalimantan dengan karya video dokumenter.

“Saya juga berangkat dari jurnalistik, dulu saya wartawan. Tapi saya pikir ada yang tidak bisa dijangkau hanya dengan menulis di media. Makanya saya bikin dokumenter yang saat itu menjadi perhatian pihak-pihak internasional,” terangnya.

Jadi kata Lutfi, media sosial saat ini memang bisa dijadikan alat apapun termasuk untuk kampanye. Baik yang positif ataupun negatif. Media pers menurutnya bisa saja dikesampingkan karena media sosial sudah kadung digandrungi masyarakat.

“Kalau saya, lebih baik kembalikan pada diri kita sendiri. Bagaimana sikap kita mencerna informasi itu, akurat atau tidak. Untuk berhati-hati agar tidak dapat informasi yang belum tentu akurat, saya pribadi menghindari media sosial, saya membaca berita di media pers. Jadi kembali pada diri kita sendiri mau seperti apa menerima arus informasi,” tandasnya.

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button