EventHeadline

Ra Azaim: Ratibul Haddad sebagai Benteng Diri Menjelang Satu Abad

MALANG – Perhelatan Satu Abad NU terus gelar di berbagai tempat. Tak terkecuali oleh PCNU Kota Malang. Dengan menyelenggarakan Halaqoh Ilmi dan Ijazah Kitab, PCNU Kota Malang menggandeng elemen masyarakat termasuk jaringan alumni pondok pesantren yang ada di Malang Raya.

Pengajian dan ijazah kitab Ratibul Haddad bukan tanpa alasan. Sebagaimana keterangan yang diberikan oleh K.H.R. Achmad Azaim Ibrahimy atau yang akrab dipanggil Ra Azaim, dikarangnya kitab Ratibul Haddad, salah satunya, untuk membentengi akidah ahlussunnah wal jamaah. Sebagaimana dijelaskan bahwa Ratibul Haddad ditulis oleh Alhabib Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad karena banyaknya permintaan dari para pemuka dan ulama di wilayah Hadramaut kala itu yang khawatir akan masukkanya aliran atau kelompok yang bukan ahlussunnah wal jamaah.

“Kondisi ini alfaqir kira sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan warga nahdliyyin menghadapi situasi-situasi yang tak menentu bahwa menjadi korban media dari kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan dari kaum awam yang semangat belajar agama namun salah memilih guru, mejelis, dan lain sebagainya.”

Lebih lanjut, Ra Azaim menegaskan bahwa dalam rangka Satu Abad NU ke depan, dengan berbagai polarisasi dan tantangan yang lebih besar yang akan dihadapi, sangat penting untuk melakukan pembentengan akidah dengan berbagai ikhtiar. Salah satunya dengan mendawamkan, menistiqomahkan, dan mentradisikan pembacaan Ratibul Haddad.

Sementara itu, H. Ahmad Asyari selaku ketua Ketua Ikatan Santri Alumni Salafiyah Syafi’iyah (IKSASS) Malang Raya menyatakan halaqoh ilmi atau pengajian seperti ini merupakan bagian dari kegiatan rutin. Tidak hanya diikuti santri atau mahasiswa, kegiatan yang diisi dengan ijazah kitab juga diikuti oleh jamaah secara umum.

“Kali ini kami berkolaborasi dengan PCNU Kota Malang, melalui Lakpesdam NU, LTM NU, dan RMI NU, bersama-sama menyelenggarakan rutinan ini dalam bentuk halaqoh ilmi dan ijazah kitab.” Tegas pria yang juga wakil bendahara LTM NU Kota Malang tersebut.

Kegiatan ini hadiri lebih dari 200 orang jama’ah. Diawali dengan pembacaan wirid Ratibul Haddad, sholawatan, pembacaan kitab serta ijazah kitab syarah Ratibul Haddad dan Syawariqul Anwar.

Turut hadir dalam perhelatan ini adalah para masyayikh syuriah, tanfidziyah, hingga pengurus lembaga di bawah naungan PCNU Kota Malang dan MWC se Kota Malang.

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button