Headline

Tokoh Lintas Agama: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Teroris

Tokoh Lintas Agama: Negara Tidak Boleh Kalah oleh Teroris

Para Perwakilan Tokoh Lintas Agama

Jakarta, NU Online
Menanggapi serangan bom terhadap tiga gereja di Surabaya, sejumlah tokoh lintas agama berkumpul menyampaikan sikapnya. Mereka menentang tindakan terorisme dan negara diminta tidak boleh kalah oleh teroris.

“Maka negara tidak boleh kalah oleh ulah segelintir orang yang mengatasnamakan jihad, tetapi justru merusak dan menodai makna jihad yang sesungguhnya, yaitu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar bukan dengan menebar teror, membunuh dan menggunakan kekerasan,” kata Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faisal Zaini saat konferensi pers tokoh lintas agama di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Ahad (13/5).

Adapun perwakilan tokoh lintas agama yang hadir ialah Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) H Marsyudi Syuhud, Persatuan Gereja-Gereja Indonesia Pdt Penrad Siagian, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agus Ulahayanan, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) YM Maha Biksi Dutavira Sthavira, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Yanto Jaya, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Peter Lesmana, dan Muslimat NU Yenny Wahid.

Berikut pernyataan resmi tokoh lintas agama:

1. Mengutuk keras pelbagai tindakan terorisme, atas dasar dan latar belakang apapun. Tindakan-tindakan yang menggunakan kekerasan, terorisme, menebarkan rasa benci, dan juga mengafirkan mereka yang di luar keyakinannya bukanlah ajaran agama.

2. Mendesak dan sekaligus mendukung sepenuhnya upaya dan langkah-langkah pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut secara cepat dan tuntas motif, pola, serta gerakan yang memicu terjadinya peristiwa tersebut. Gerakan terorisme sudah semakin merajalela, maka diperlukan penanganan khusus dan ekstra yang lebih intensif dari pelbagai pihak, utamanya negara melalui keamanan. Negara wajib hadir untuk menjamin keamanan hidup setiap warganya.

3. Menyampaikan rasa bela sungkawa yang sangat mendalam kepada seluruh keluarga korban atas musibah yang sedang dialami. Segala yang terjadi merupakan suratan takdir dan kita harus menerimanya dengan penuh sikap kedewasaan, lapang dada, ketabahan dan kesabaran.

4. Mengajak seluruh warga Indonesia untuk bersatu padu menahan diri, tidak terprovokasi serta terus menggalang solidaritas kemanusiaan sekaligus menolak segala bentuk kekerasan. Jika mendapati peristiwa sekecil apapun yang menjurus pada radikalisme dan terorisme segera laporkan ke aparat keamanan.

5. Mengimbau segenap umat beragama  untuk menghentikan segala spekulasi yang bisa memperkeruh peristiwa ini. Kita percayakan penanganan sepenuhnya di tangan aparat keamanan. Kita mendukung aparat keamanan, salah satunya dengan cara tidak ikut-ikutan menyebarkan isu, gambar korban, dan juga berita yang belum terverifikasi kebenarannya terkait peristiwa ini.

6. Menghimbau semua tokoh politik dan masyarakat agar mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dan tidak memperkeruh suasana dan mengeluarkan pernyataan yang tendensius yang mencederai perdamaian dan toleransi beragama.

Jakarta, 13 Mei 2018.

(Husni Sahal/Muhammad Faizin)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button