EventHeadline

Prof Kasuwi: Kemandirian NU harus ditempuh dengan cara halal

MALANG – Kegiatan “I’tikaf Ramadhan dan Tadarus Fikroh Nahdliyyah” yang diselenggarakan di Musholla PCNU Kota Malang memasuki malam ke-12. Kali ini, tokoh yang dibacakan manaqibnya dan diulas pemikirannya adalah KH. Achmad Masduqi Machfudz oleh Prof Dr KH Kasuwi Saiban, santri pertama beliua sekaligus Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Malang.

Siapa yang tidak kenal dengan KH. Achmad Masduqi Machfudz. Kiai kharismatik kelahiran Desa Saripan (Syarifan), Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada 1 Juli 1935. Beliau merupakan putra dari pasangan KH. Machfudz dan Nyai Chafsoh. Nasab beliau dari jalur ibu masih garis keturunan waliyullah Syekh Abdullah al-Asyik bin Muhammad yakni Jagabaya dari kerajaan Mataram.

KH. Achmad Masduqi Machfudz adalah tokoh NU yang pengabdiannya dimulai dari tingkat Ranting Mergosono, MWC NU Kedungkandang, PCNU Kota Malang, Rois Syuriah PWNU Jawa Timur (hingga tahun 2007), dan Rois Syuriah PBNU hingga akhir hayatnya.

Dalam penjelasan sekaligus kesaksian Prof. Kasuwi, Kiai Masduqi pengabdian untuk sangat luar biasa. Tak jarang dirinya, saat masih nyantri, sering diajak oleh Kiai Masduqi ke Malang Selatan untuk menghadiri kegiatan-kegiatan NU.

“Di tahun sebelum ‘85an, saya sering diajak naik mobil sedan fiat beliau untuk ngurusi NU di Malang Selata. Sempat juga mendorong mobil fiat beliau saat macet di tanjakan,” tandas Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang tersebut.

Mengenai keteladanan lainnya, imbuh Prof Kasuwi, Kiai Masduqi sangat memperhatikan santri-santrinya. Beliau selalu mendidik kepada para santri harus menjalankan kehidupan ini dengan ilmu. Sebab dengan ilmu, dawuh Kiai Masduqi sebagaimana contohkan oleh Prof Kasuwi, seseorang akan meraih kebahagiaan baik dunia maupun akhirat hanya dengan ilmu.

“Selain dengan ilmu, jangan lupa harus istiqomah membaca sholawat minimal sebanyak 1000 kali. Dan khusus malam jum’at minimal 10,000 kali. Ini dawuh dan amalan dari Kiai Masduqi,” sebut pria asal Lamongan tersebut.

Satu hal lagi, tegas Prof Kasuwi, dawul beliau yang paling saya ingat dan saya ikuti hingga sekarang adalah kerja apa saja yang penting halal. Sebab kemandirian yang hakiki haya dapat diperoleh jika dikerjakan dengan halal.

“Pesan ini saya kira relevan di masa sekarang ini sebagai prinsip membangun kemandirian NU,” tegas Ketua Senat UNMER Malang tersebut.

LTN-NU Kota Malang

Lembaga Ta'lif wan Nasyr PCNU Kota Malang

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button